Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 27 Maret 2025 | 16:09 WIB
Ketua PDHI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan tentang kesiapan Nyepi di Yogyakarta, Kamis (27/3/2025). [kontributor/putu ayu palupi]

Makna pelaksanaan Tawur Agung yakni membayar atau mengembalikan sisa-sisa alam yang diambil manusia selama memenuhi kebutuhan hidup. 

Pengembalian dilakukan dengan upacara yang ditujukan kepada para Butha dengan tujuan para Butha tak mengganggu manusia.

Selanjutnya setelah dilaksanakan Tawur Agung Kesanga akan dilanjutkan dengan pawai ogah-ogoh yang berwujud Butha Kala yang merupakan simbol kejahatan Ogoh-ogoh tersebut akan diarak keliling desa. Setelah itu wujud Butha Kala itu akan dibakar.

Tindakan membakar ogoh-ogoh tersebut merupakan perwujudan membakar segala kejahatan di muka bumi. Tujuannya agar tercapai kehidupan yang harmonis serta sejalan dengan ajaran Tri Hita Karana.

Baca Juga: Lebaran 2025: Tol Jogja-Solo Dibuka Fungsional, Catat Jam Operasional dan Aturan Penting Ini

Bila dirunut secara menyeluruh dari mula, rangkaian perayaan Nyepi dimulai dari Melasti, dilanjutkan dengan ritual Tawur Agung Kesanga. Kemudian setelah itu dilakukan Pengerupukan hingga kemudian Nyepi

Tawur Agung biasanya dilaksanakan di catus pata atau perempatan desa yang dianggap sebagai titik temu antar ruang dan waktu.

Upacara kemudian dilanjutkan dengan melakukan pencaruan di rumah masing-masing. Baru kemudian digelar arak-arakan ogoh-ogoh dan diakhiri ogoh-ogoh yang dibakar.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Baca Juga: Ada Upacara Tawur Agung Kesanga Jelang Nyepi, Candi Prambanan Ditutup

Load More