Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 07 April 2025 | 15:01 WIB
Sejumlah jajaran Pemkab Kulon Progo dan Bulog menggelar panen raya beras, Senin (7/4/2025). [Hiskia/Suarajogja.id]

SuaraJogja.id - Perum Bulog Kanwil Yogyakarta terus melakukan penyerapan gabah hasil panen dan beras dari petani.

Dari target 14 ribu ton saat ini sudah ada 9,5 ribu ton yang berhasil diserap di seluruh wilayah Yogyakarta.

Kepala Kanwil Perum Bulog Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ninik Setyowati menuturkan hal itu dalam rangka swasembada pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.

"Untuk Provinsi Yogyakarta target yang diberikan untuk GKP itu sebesar 14 ribu ton, hari ini kami sudah mencapai sekitar 9.500 ton," kata Ninik kepada awak media, Senin (7/4/2025).

Baca Juga: Puncak Arus Balik H+3 dan H+4, 350 Ribu Kendaraan Tinggalkan DIY

Disampaikan Ninik, pemerintah melalui bulog membeli gabah kering panen (GKP) petani itu sebesar Rp6.500 per kilogram. Dia memastikan pihaknya tidak akan berhenti membeli dari petani meski target sudah terpenuhi.

"Bukan berarti nanti setelah 14 ribu ton ini tercapai kami akan terus melakukan penyerapan, selain target GKP kan kami juga ada target beras sendiri, penyerapan dalam bentuk beras," ungkapnya.

Panen raya padi serentak di Kabupaten Kulon Progo, Senin (7/4/2025). [Hiskia/Suarajogja.id]

Ninik menyampaikan empat kabupaten di DIY berpotensi untuk menyumbang GKP dan beras kepada Bulog. Misalnya saja di Kulon Progo yang sudah menyumbang 2.400 ton dari target 2.300 ton.

"Jadi sudah 105 persen [Kulon Progo] tapi kami terus melakukan penyerapan. Kami akan menyerap sepanjang ada panenan, petani mau menjual kepada Bulog kami tetap lakukan penyerapan," ucapnya.

Sementara untuk beras, kata Ninik, disetorkan langsung ke gudang Bulog melalui mitra penggilingan. Terkait beras terdapat kriteria tersendiri sebelum diterima Bulog.

Baca Juga: Sleman Berhasil Tekan Stunting, Ini Rahasia & Target Ambisius Mereka di 2025

"Ketika memenuhi persyaratan baru kami terima. Rp12 ribu, untuk HPP yang ditetapkan pemerintah untuk beras, untuk GPK 6.500 per kg," kata dia.

Menurutnya ada banyak manfaat yang bisa dirasakan dengan program penyerapan GKP dan beras langsung dari petani tersebut. Termasuk untuk mempermudah petani dalam hal distribusi.

"Pertama mempermudah petani. Setelah panen kami datang dengan angkutan membeli dari petani dengan harga Rp6.500, kemudian pasti harga lebih terjaga daripada dijual lain," ungkapnya.

Ninik memastikan seluruh gabah kering panenan petani bakal terserap secara maksimal oleh Bulog Kanwil DIY. Selain itu juga tidak ada kriteria khusus untuk gabah yang bisa dibeli Bulog.

"Ya jadi, gabah kering panenan semua kami beli, kami serap," tegasnya.

Ninik mengatakan program ini terbuka untuk seluruh petani.

Bagi petani yang ingin gabahnya dibeli Bulog, dapat menghubungi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Babinsa atau langsung ke pengelola gudang Bulog.

Setelah itu Bulog akan menerjunkan tim untuk mengambil langsung gabah kepada setiap petani yang telah terdata.

"Untuk mempermudah petani, saat panen, kami langsung datang membawa angkutan, membeli gabah tersebut dengan harga Rp6.500," katanya.

Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kulon Progo, wilayah Nanggulan di bulan Desember tahun 2024 sampai bulan Januari 2025 memasuki masa panen raya padi pada musim tanam ke 1 (satu) tahun 2024/2025.

Ketua kelompok tani Tani Maju, Muhadi, menyampaikan bahwa luas panen di kelompoknya seluas 16 hektare sedangkan luas keseluruhan di Kapanewon Nanggulan kurang lebih 1.392 hektare sudah hampir semua memasuki masa panen musim tanam 1.

Rata-rata harga gabah bervariasi di tingkat petani antara Rp5.600 sampai dengan Rp 6.000 per kilogram GKP (Gabah kering Panen).

Saat ini pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi ( HET) gabah adalah Rp6.500, jika belum sesuai dengan HET pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (BULOG) menghimbau untuk membeli dan menampungnya dengan dana pemerintah.

Hal itu disampaikan agar kesejahteraan petani terpenuhi, jika harga gabah tinggi harapannya semangat petani untuk menanam padi terus berkembang.

Ini juga untuk mendukung program pemerintah yang disampaikan oleh Presiden RI untuk mendukung percepatan swasembada pangan.

Load More