Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 28 April 2025 | 19:13 WIB
Kawasan TKP ABA yang selesai masa sewa, Senin (28/4/2025). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Pengosongan kawasan Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) nampaknya akan ditunda.

Sebab meski tenggat waktu sewa sudah berakhir pada Senin (28/4/2025), verifikasi jumlah juru parkir (jukir) dan pedagang di kawasan tersebut belum juga selesai dilakukan.

"Pasti ora tak kasih tahu sekarang. Itu semua sudah di tangannya Bu Kepala Dinas Perhubungan. Rencana-rencana kita sudah ada," papar Sekda DIY, Beny Suharsono di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin Siang.

Menurut Beny validitas data sangat penting untuk menentukan langkah relokasi pedagang dan jukir. Namun hingga kini Pemda DIY masih belum menerima data lengkap dari pengelola ABA.

Baca Juga: Drama TKP ABA Jogja, Sewa Habis, Pedagang dan Jukir Ngotot Tolak Relokasi

Pemda DIY sendiri tidak ingin gegabah dalam penataan kawasan ABA sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang merupakan bagian dari program Sumbu Filosofi. Penataan harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspirasi yang berkembang.

"Data itu sangat penting. Sekarang ini, datanya kan juga belum sepenuhnya diberikan. Tapi kan dialog itu bisa dilakukan. Dialog itu harus sepadan. Jadi kalau sudah sepadan, sudah satu frekuensi dengan dasar pemerintahan kita, kita tidak boleh ngakali. Enggak boleh, wanti-wantine Pak Gubernur," paparnya.

Beny menambahkan, proses penataan dilakukan dengan pendekatan dialogis dan bertahap. Karenanya Pemda memastikan data riil penghuni ABA sebelum kebijakan dilaksanakan sepenuhnya.

Pemda DIY juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta karena wilayah ABA berada dalam otoritas kota dalam pendataan tersebut. Selain itu berkonsultasi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.

"Kita kan masih terus melaksanakan dialog-dialog, supaya keputusan yang diambil itu jadi keputusan terbaik. Kita tidak akan meninggalkan dialog dengan teman-teman yang di ABA. Kami juga berkonsultasi dengan Pak Gubernur, supaya pembinaan-pembinaan yang sementara ini dilakukan tetap berjalan dengan sangat baik," kata dia.

Baca Juga: Juru Parkir Jogja Siap dengan QRIS, Ini Lokasi Pilot Projectnya

Beny mengakui, dinamika dalam proses penataan merupakan hal yang wajar. Berdasarkan pengalaman saat penataan kawasan Teras Malioboro, penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang juga diwarnai hiruk-pikuk.

Load More