Soal kedatangan musim kemarau, Emilya menyebutkan durasinya bisa beragam, bahkan ada yang mencapai 24 dasarian atau 8 bulan. Menurut perkiraan Emilya, sebenarnya durasi kemarau tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Para petani diminta dapat menyiapkan lebih baik dengan kondisi yang ada itu. Termasuk dalam memilih tanaman-tanaman yang bakal ditanam nanti.
Ia menyarankan agar masyarakat di daerah-daerah dengan waktu kemarau panjang bisa untuk menyesuaikan jenis-jenis tanaman pertanian yang akan ditanam.
Seperti memilih tanaman yang kebutuhan airnya lebih sedikit, dan masa tanamannya lebih pendek. Lalu, para petani juga bisa melakukan pengelolaan pola buka pintu waduk jika ada irigasi atau pengairan.
Baca Juga: AS 'Gertak' Soal QRIS, Dosen UGM: Jangan Sampai Indonesia Jadi "Yes Man"
"Untuk kebutuhan air, kolam retensi pun bisa menjadi opsi, meskipun memang kolam ini pengisiannya dilakukan saat musim penghujan," katanya.
Tak hanya itu, untuk sumber daya air, Emilya menyarankan adanya rainwater harvesting. Sebab minggu-minggu terakhir ini diperkirakan masih akan turun hujan di beberapa wilayah meski sedikit.
Hal itu dapat digunakan sebagai cadangan air jika kemudian musim kemarau sudah tiba. Menggunakan air secara bijak juga dianjurkan kepada masyarakat saat musim kemarau.
Prediksi kekeringan juga terjadi di Kulon Progo. Diperkirakan kemarau akan terjadi pada Juni hingga September 2025 nanti.
Sebagai perbandingan, musim kemarau 2024 berlangsung lebih panjang akibat fenomena El Nino. Sementara itu, pada tahun 2025, musim kemarau diprediksi lebih singkat karena dipengaruhi fenomena La Nina.
Baca Juga: Guru Besar UGM Terduga Pelaku Kekerasan Seksual Diperiksa Awal Mei, Kampus Bergerak Cepat?
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulon Progo, Budi Prastawa, mengatakan saat ini instansinya masih fokus pada upaya antisipasi dan penanganan bencana hidrometeorologi.
Berita Terkait
-
Berapa Biaya Kuliah di Teknik Geodesi UGM? Pendidikan Dilan Janiyar Ternyata Gak Kaleng-Kaleng
-
Teknik Geodesi UGM Belajar Apa? Pendidikan Mentereng Dilan Janiyar Bikin Takjub: Otaknya Tokcer
-
Potret Jokowi Temui Kuasa Hukum di Jakarta Bahas Isu Ijazah Palsu
-
Jokowi Dituding Bohong Soal Kenangan Kuliah di UGM? Dokter Tifa Ungkap Fakta Mengejutkan!
-
Kenali Perbedaan Ijazah Asli dan Palsu
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- Terlanjur Gagal Bayar Pinjol Jangan Panik, Ini Cara Mengatasinya
- Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak Tegaskan Sikap PPAD
- 7 HP Android dengan Kamera Setara iPhone 16 Pro Max, Harga Mulai Rp 2 Jutaan Saja
- Pascal Struijk Bongkar Duet Impian, Bukan dengan Jay Idzes atau Mees Hilgers
Pilihan
-
Jelang Kongres Tahunan, Erick Thohir Bocorkan Masa Depannya di PSSI
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan Terbaik April 2025, RAM Besar dan Kamera Ciamik
-
Bak Lelucon, Eliano Reijnders Tertawa Jawab Rumor Bakal Pindah Liga Malaysia
-
Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk, Ini Penjelasan EO
-
Nasib Muhammad Ferarri dan Asnawi Mangkualam Lawan MU Masih Abu-Abu, PSSI Angkat Bicara
Terkini
-
Ramai TNI Masuk Kampus di Semarang, Dosen UIN Jogja: Kebebasan Akademik Terancam
-
Gunungkidul 'Sentil' UNY: Lahan Hibah, Mana Kontribusi Nyata untuk Masyarakat?
-
Kemarau 2025 Lebih Singkat dari Tahun Lalu? Ini Prediksi BMKG dan Dampaknya
-
Terjadi Lagi, Pria Berjaket Coklat Edarkan Uang Palsu, Toko Kelontong Jadi Korban
-
Polda Selidiki Kasus Tanah Mbah Tupon, BPN DIY Blokir Sertifikat IF