Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 29 April 2025 | 18:46 WIB
Salah satu bangunan di Kampus UNY yang ada di Gunungkidul. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyatakan akan mengupayakan permintaan kuota khusus mahasiswa bagi warga Gunungkidul di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Kampus Gunungkidul.

Langkah ini diambil mengingat sejauh ini Pemkab Gunungkidul menilai manfaat dari keberadaan kampus tersebut belum dirasakan secara optimal.

"Kami sudah mulai berkomunikasi dengan para guru besar UNY. Awal bulan ini, kami mengadakan pertemuan di rumah dinas bersama para guru besar yang berasal dari Gunungkidul, difasilitasi oleh Progres," ungkap Endah dikutip Selasa (29/4/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Endah menyebut baru ada dua guru besar UNY yang terlibat aktif memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan Gunungkidul.

Baca Juga: Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi

Ia berharap, ke depan lebih banyak akademisi yang turun tangan mendorong pembangunan daerah, terutama di bidang pendidikan dan sumber daya manusia.

Bupati mengingatkan bahwa lahan tempat berdirinya UNY di Gunungkidul merupakan hasil hibah dari Pemerintah Kabupaten.

Karena itu, ia menilai wajar jika Pemkab meminta bentuk kontribusi nyata, salah satunya dengan menyediakan kuota khusus penerimaan mahasiswa asal Gunungkidul.

"Melihat fakta bahwa lahan UNY di sini adalah hibah dari pemerintah kabupaten, kami akan memohon supaya ada kuota khusus bagi warga Gunungkidul untuk kuliah di UNY. Ini penting untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah kami," ujar Endah.

Ilustrasi mahasiswa yang masih berusaha untuk mendapatkan pendidikan layak untuk menunjang masa depan di tengah kondisi negara yang carut marut. (Pixabay)

Sejarah Pembangunan UNY di Gunungkidul

Baca Juga: Anomali Libur Lebaran: Kunjungan Wisata Gunungkidul dan Bantul Turun Drastis, TWC Justru Melesat

Pembangunan Kampus UNY di Gunungkidul bermula pada tahun 2017, saat Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyerahkan hibah lahan seluas 8 hektare yang terletak di Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari.

Lahan tersebut sebelumnya adalah aset tanah kas desa yang direncanakan untuk pengembangan kawasan pendidikan dan pusat pengembangan sumber daya manusia di Gunungkidul.

Dengan hibah tersebut, UNY mendirikan kampus baru yang fokus pada program-program vokasi untuk mendukung pengembangan keterampilan dan keahlian teknis di bidang keteknikan dan industri kreatif. Beberapa program studi yang sudah beroperasi di antaranya adalah Teknik Elektronika, Teknik Informatika, dan Manajemen Pemasaran.

Namun hingga kini, Pemkab Gunungkidul merasa bahwa kontribusi UNY belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat lokal, baik dalam bentuk peluang pendidikan maupun dampak ekonomi sekitar kampus.

Masih Proses Dialog

Terkait jumlah kuota mahasiswa asal Gunungkidul yang diharapkan, Bupati Endah mengungkapkan bahwa belum ada angka pasti. Rencana ini masih akan dibicarakan lebih lanjut melalui proses dialog bersama pihak UNY.

"Untuk jumlahnya nanti kami akan diskusikan lebih lanjut. Yang jelas, kami ingin ada afirmasi khusus bagi warga kami," tegasnya.

Dengan adanya kuota khusus, Bupati berharap semakin banyak putra-putri Gunungkidul yang bisa mengakses pendidikan tinggi berkualitas tanpa harus keluar daerah, sekaligus mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia di kabupaten yang memiliki topografi karst ini.

Seperti diketahui, Gunungkidul menjadi salah satu kabupaten yang terus berkembang di tengah hiruk pikuk efisiensi anggaran.

Terletak di selatan DIY, Gunungkidul masih memiliki potensi besar di berbagai bidang. Meski disebut sektor wisata paling memberikan kontribusi, sektor pendidikan juga menjadi bagian yang terus dikembangkan.

Tak sedikit perguruan tinggi yang menginvestasikan lahannya di Bumi Handayani untuk pengembangan wilayah termasuk masyarakatnya.

Hal ini harus bersinergi, antara pemerintah, termasuk instansi pendidikan.

Sejauh ini kolaborasi antara pemerintah dan swasta masih berlanjut. Meski begitu, pengembangan ini masih dikritik karena terkesan lamban.

Kontributor : Julianto

Load More