"Kalau khusus yang ruang kelas VI itu belum [renovasi], yang pernah direnovasi kelas V ke bawah, khusus kelas VI belum pernah. Jadi ini masih yang paling tua paling lama dari awal berdiri belum pernah direnovasi. Kelas lain renovasi sekitar tahun 2012 Pertimbangan dana, dulu tidak mencukupi," ungkapnya.
Hujan dan rayap. Dua hal yang mungkin terdengar sepele tapi ternyata merupakan kombinasi berbahaya.
Rayap yang menggigiti kekuatan kayu dari dalam, ditambah hujan yang datang dengan deras, membuat beban penyangga itu akhirnya ambruk juga.
"Sementara itu pas kemarin turunkan itu [kayu] karena lapuk dimakan rayap, kemudian sebelumnya juga ada hujan deras, mungkin itu juga mendorong runtuhnya itu," ujarnya.
Pindah Ruang untuk Ujian
Ruang itu seharusnya menjadi tempat bagi 24 siswa kelas VI untuk melaksanakan ujian Penilaian Sumatif Akhir Semester (PSAS). Ujian itu akan berlangsung selama seminggu ke depan.
Namun sekolah dan siswa tak mau berlarut-larut, ujian siswa tetap berlangsung. Mereka kini mau tak mau harus menggunakan ruang kelas I dan II untuk ujian.
"Kelas VI kebetulan hari ini mulai PSAS Penilaian Sumatif Akhir Semester. Itu kami tempatkan di ruang kelas I dan II yang jauh dari tempat kejadian. Jadi di sana kami rasa aman," ucap Sulis.
Disampaikan Sulis, dari keseluruhan 144 orang siswa, siswa kelas I dan II sementara diminta belajar dari rumah. Termasuk kelas III yang juga belajar secara daring dari rumah mengingat keterbatasan ruang kelas.
Baca Juga: Terungkap, Banyak SD di Sleman Butuh Perbaikan Mendesak Pasca Insiden Atap Ambrol
Sulis menyatakan bahwa insiden tersebut tidak terlalu mengganggu kegiatan belajar mengajar. Termasuk psikologis siswa kelas VI yang tengah menjalani ujian pada hari ini.
"Saya rasa tidak [terganggu] karena kemarin itu pas malam-malam hari Minggu kemudian anak-anak enggak ada yang datang ke sekolah," tuturnya.
Salah seorang murid kelas VI, Rafi mengaku cukup sedih terkait ambrolnya atap ruang kelasnya.
Ia tahu kabar itu dari teman-teman lainnya. Kini dia dan 23 orang teman sekelasnya harus menjalani ujian dan pembelajaran sementara di ruang kelas yang ada.
"Sedih sih, ruang kelasnya rusak. Kemarin tahu dikasih tahu teman," kata Rafi di sela jam istirahat.
Tak ada ekspresi kesal atau marah, para siswa pun tetap beraktivitas seperti biasa dengan sederhana. Jauh dari ruangan yang telah atapnya telah ambrol itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- Andalan Gelandang Timnas Jerman Alternatif Bela Timnas Indonesia untuk Ronde 4, Cetak 3 Gol
- 43 Kode Redeem FF Terbaru 5 Agustus: Ada Bundle Akatsuki, Skin Naga, dan Token Itachi
- Tanpa Rumor Apapun, Thom Haye Justru Gabung Tim Asal Jawa Tengah
Pilihan
-
Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Turut Jadi Sorotan Bank Asing, Apa Katanya?
-
Baru Trailer, Film Kartun Merah Putih One For All Diserbu Kritik: Kesannya Menuhi LPJ Aja!
-
Nyala di Tribun! Nama dan Kisah Suporter 18 Klub BRI Super League 2025
-
Ilusi Data BPS: Benaran atau Pesanan?
-
Prajogo Pangestu Jual 1 Miliar Saham CUAN di Tengah Isu Masuk MSCI Global
Terkini
-
Modus Klitih Baru di Sleman: Kenakan Jaket Ojol Sewaan, Pemuda Sleman Serang Pengendara
-
Inspiratif! Pemuda Lahat Bangun Jaringan AgenBRILink dan Bantu Warga Dapat Pekerjaan
-
Gelombang Maut Ancam Pantai Selatan Yogyakarta! Nelayan Diimbau Tunda Melaut
-
Kemenkumham DIY Selamatkan UMKM dari Tagihan Royalti Musik? Ini Strateginya
-
Bukan Cuma Bersih, Sungai di Yogyakarta Akan Disulap Jadi Tempat Wisata dan Penghasilan Warga