Namun mayoritas orang tua meminta tetap ada momen perpisahan sebagai kenang-kenangan terakhir selama anak mereka bersekolah di sana.
"Karenanya mereka membentuk kepanitiaan yang melibatkan pihak sekolah. Toh juga pelaksanaan secara sederhana. Artinya tidak dilarang, konsepnya kesederhanaan dan kebersamaan," jelasnya.
Kebijakan serupa juga diterapkan di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Kepala SMAN 6, Sri Moerni menjelaskan, kegiatan wisuda diganti dengan acara bertajuk Serah Terima dan Tasyakuran Kelulusan. Acara ini diinisiasi langsung oleh paguyuban orang tua siswa kelas XII.
"Kegiatan dilaksanakan secara sederhana, tanpa pengalungan samir," paparnya.
Pihak sekolah, lanjutnya hanya membantu dalam pelaksanaan teknis dengan mengirimkan formulir digital kepada orang tua siswa sebagai sarana penjaringan pendapat.
Hasilnya, sekitar 90 persen siswa menyatakan ingin ada acara pelepasan yang dijadwalkan pada 18 Mei 2025 mendatang.
"Kami menyambut baik kebijakan penghilangan wisuda formal. Pendekatan ini membantu siswa untuk lebih fokus dalam mempersiapkan masa depan, termasuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau mengejar cita-cita mereka," imbuhnya.
Baru-baru ini wisuda yang dilakukan oleh sejumlah SMA atau SMP menjadi sorotan. Pasalnya upacara yang cukup dimaknai dengan pelepasan kini berubah menjadi sakral, bahkan menjadi polemik.
Polemik soal wisuda di jenjang SMP dan SMA memang sedang ramai dibahas belakangan ini.
Baca Juga: Parangtritis Tak Mau Jadi 'Bali' Kedua: Wisata Malam Bakal Lebih Lokal
Banyak pihak mempertanyakan apakah acara tersebut perlu dan masuk akal, mengingat istilah "wisuda" secara tradisional memang identik dengan kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi.
Meski begitu istilah wisuda untuk diterapkan di jenjang SMA masih masuk akal dalam konteks ingin memberi penghargaan kepada siswa yang sudah menempuh pendidikan dengan baik.
Tapi istilah dan pelaksanaannya mungkin perlu dikaji ulang. Yang jadi persoalan bukan seremoni perpisahannya, tapi penggunaan istilah "wisuda" dan bentuk acaranya. Ketika acara itu terlalu mewah dan membebani, barulah muncul masalah.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD
-
Dana Pusat Menyusut, Yogyakarta Pangkas Anggaran: Proyek Jalan dan Gedung Terancam Mandek
-
Yogyakarta Klaim Sukses Program MBG, Hasto Wardoyo: Tak Ada Kasus Keracunan
-
Wali Kota Jogja Ungkap Alasan Program Makan Bergizi Gratis Belum Maksimal, Ini Alasannya
-
Kisah Daffa Lahap 4 Lele di Menu MBG, Titip Pesan ke Prabowo: Mau Mie Ayam!