Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 12 Mei 2025 | 18:02 WIB
Chairman The Yudhoyono Institute (TYI) Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan pidato di Jogja. [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Chairman The Yudhoyono Institute (TYI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti krisis iklim di tengah situasi ekonomi global hingga geopolitik yang tak menentu.

Menurutnya krisis lingkungan sebagai salah satu ancaman dunia yang tak boleh dianggap remeh.

Presiden ke-6 RI itu menyampaikan kegelisahannya terhadap arah perkembangan dunia yang menurutnya makin mengkhawatirkan.

Ia menyebut krisis iklim dan lingkungan sebagai isu paling fundamental yang harus segera ditangani secara global.

Baca Juga: Surga Kuliner Jogja Kembali Bergairah Intip Bocoran Jogja Food & Beverage Expo 2025 yang Wajib Dikunjungi

"Semua tahu bahwa krisis iklim, krisis lingkungan itu real, bukan fiksi, bukan hoaks. Oleh karena itu aksi bersama kita juga harus real, efektif, dan memberikan dampak yang nyata pula," kata SBY dalam pidatonya di acara The Yudhoyono Institute (TYI), di Hotel Marriott Yogyakarta, Senin (12/5/202).

Kondisi itu pula yang melatarbelakangi TYI mengadakan Lecture Series dengan tema 'Green Growth: Sustainable Growth with Equity' kali ini.

SBY mengaku prihatin karena isu lingkungan yang lebih mendesak justru kerap terpinggirkan.

"Kita harus mengingatkan dunia kita jangan larut dalam konflik dan peperangan ketegangan geopolitik yang hanya lebih menyusahkan kehidupan manusia," ujarnya.

"Marilah kita lebih bersatu. Marilah kita lebih berkolaborasi. Marilah kita lebih bekerja sama untuk sekali lagi mengingatkan ada isu besar yang tidak boleh kita biarkan karena itu akan memberikan dampak buruk bagi semua bangsa di dunia," imbuhnya.

Baca Juga: Dalang Kebocoran Soal ASPD Terungkap, Disdikpora DIY dan Jogja Tak Beri Sanksi?

Situasi global pun kian rumit akibat memanasnya ketegangan geopolitik, disertai dengan perang dagang dan ekonomi yang makin sulit.

Kombinasi itu, kata SBY, membuat kondisi dunia semakin rapuh, berbahaya.

Sehingga bisa mengancam keberlangsungan hidup umat manusia di berbagai negara.

"Saya kira semua sepakat bahwa what we want is dunia yang makin damai. Dunia yang makin adil. Dunia yang makin sejahtera. Dunia yang memberikan harapan bagi siapapun. Terlepas dari ikatan identitas, terlepas dari batas-batas internasional," ucapnya.

Kepedulian bersama tentang isu krisis iklim ini harus terus dibangun.

Sembari menawarkan berbagai solusi dan memperkuat kolaborasi yang bisa menciptakan jalan untuk dunia yang makin baik.

Load More