Ismail mulai menyadari kesalahan langkahnya setelah peristiwa kerusuhan oleh napiter di Rutan Cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat 2018 silam. Ia mempertanyakan arah perjuangan kelompoknya.
"Saya sadar, ketika peristiwa mako [Brimob], kok begini, janji mau ke Syam [Suriah], tapi kok gini," kenangnya.
Ditambah aksi teror bom gereja di Surabaya yang melibatkan satu keluarga dan mengakibatkan belasan orang tewas.
Kedua peristiwa ini memicu respons dari pemerintah dan DPR untuk merevisi Undang-Undang Anti-terorisme, yang kemudian disahkan pada 25 Mei 2018.
Pada saat itulah, Ismail pun ikut ditangkap sebagai bagian dari kelompok yang dianggap radikal.
"2018 itu baru akhirnya pemerintah memutuskan untuk menangkap seakar-akarnya kelompok ini [JAD], termasuk saya juga tertangkap," ungkapnya.
Ia divonis dua tahun penjara.
Kesadarannya makin kuat ketika menjalani masa tahanan di Lapas Gunung Sindur. Ia mulai melihat sisi-sisi lain dari kelompoknya dan tak melihat ada kesesuaian lagi.
Titik baliknya saat Ismail mendapat tekanan dari sesama tahanan yang berasal dari kelompoknya, karena menyapa petugas lapas dengan salam.
Baca Juga: UGM Digugat Rp1.069 Triliun Soal Ijazah Jokowi, Rupiah Bisa Jadi Rp20 Ribu?
Sebenarnya dia sudah sejak lama ingin keluar dari lingkaran itu. Namun Ismail sempat takut dilabeli kafir dan merasa tidak enak oleh sesama anggota kelompoknya.
Namun akhirnya, akal sehat mengalahkan ketakutan itu.
Di dalam ruang tahanan itulah, Ismail mulai berpikir lebih rasional dan akhirnya berikrar setia kepada NKRI.
"Pakai akal saja sudah, agama itu kan pakai akal. Kita tidak bisa ambil satu ayat saja. Ketika ayat itu untuk menguntungkan kita diambil seenak-enaknya," ucapnya.
"Jangan ada kata enggak enak di hati, ketika akal sudah berbicara, keluar aja," imbuhnya.
Ia menyadari banyak yang terjebak dalam pemahaman ekstrem dan radikal sebab kondisi ekonomi mencekik dan keterbatasan pendidikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
Terkini
-
UMKM DIY Go Digital, Gojek Jadi Jurus Jitu Dongkrak Penjualan
-
Angelaida, Bocah 10 Tahun Asal Jogja, Bikin Bangga Indonesia di Ajang Ballroom Dance Internasional
-
Kronologi Lengkap: Bus Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Meninggal di Sleman
-
Dulu Relawan Gempa, Kini Jualan Es: Perjalanan Berliku Eks Napi Teroris Kembali ke NKRI
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan