Menurutnya kelompok masyarakat itu yang paling rawan terjerumus dalam kelompok-kelompok radikal.
Menutup perbincangan ini, Ismail berpesan kepada siapapun untuk lebih waspada. Pasalnya penyusupan ideologi radikalisme itu bisa masuk dari maja saja.
Siapa pun yang mendengar ajakan-ajakan mencurigakan, entah lewat kajian, warung kopi, atau bahkan media sosial harus lebih cermat lagi.
"Pengalaman saya ketika ada pemahaman seperti itu di mana pun, tidak usah kajian, misal ngobrol di warkop, atau chatting, di manapun pasti ada yang menyusupi radikalisme, nanti kita pakai akal saja," tegasnya.
"Ketika dia mengajak untuk membunuh orang, bergabung ke kelompok-kelompok kecil yang tidak kenal, itu hati-hati saja. Kalau sudah dirasa menyimpang mending kita keluar. Kalau pemahaman sudah jauh dari NKRI, Pancasila, dan menyimpang mending menjauh," tambahnya.
Kini, Ismail memilih jalan yang jauh lebih damai yakni melanjutkan usaha yang sudah dia rintis sejak tahun 2000 silam yakni membuka warung ayam bakar 'Bu Tuti' di Jalan Perumnas Condongsari, Sleman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
Terkini
-
UMKM DIY Go Digital, Gojek Jadi Jurus Jitu Dongkrak Penjualan
-
Angelaida, Bocah 10 Tahun Asal Jogja, Bikin Bangga Indonesia di Ajang Ballroom Dance Internasional
-
Kronologi Lengkap: Bus Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Meninggal di Sleman
-
Dulu Relawan Gempa, Kini Jualan Es: Perjalanan Berliku Eks Napi Teroris Kembali ke NKRI
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan