"Buku hilang, majalah hilang, tapi packaging-nya meningkat. Kebutuhan packaging itu meningkat setiap tahun," ujar Ahmad.
Bahkan, kata dia, menurut data BPS, nilai pasar cetak kemasan pada 2025 diperkirakan mencapai Rp100 triliun.
Kendati demikian, produksi buku masih punya harapan. Terutama jika pemerintah konsisten menggunakan dana BOS untuk pengadaan buku bagi siswa.
"Kalau sebelumnya disebutkan bahwa dana BOS itu 10 persen itu untuk beli buku, yang tahun kemarin nggak ada, tapi insyaallah tahun ini mungkin ada lagi," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sistem e-katalog memungkinkan pencetakan buku oleh pihak swasta untuk kemudian dijual ke sekolah.
Sehingga tetap dengan pengawasan penuh dari pemerintah terkait konten yang disediakan.
Ahmad menyebut dukungan terhadap wacana kebijakan buku cetak itu juga datang dari Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan.
Hal itu disampaikan anggota Komisi X, Ferdiansyah dalam pertemuan informal bersama Pusat Perbukuan Nasional beberapa waktu lalu.
"Itu setuju bahwa memang buku cetak ini harus diaktifkan kembali. Dan selaras dengan keinginan Menteri Pendidikannya juga, Pak Mu'ti [Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah] juga," tandasnya.
Baca Juga: Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional
Jogja Printing Expo Jadi Momentum
Pameran industri percetakan yang digelar pertama kali di Yogyakarta tahun ini menjadi langkah awal positif untuk memperkenalkan teknologi cetak terbaru kepada pelaku industri grafika di daerah.
Ia menilai pameran ini bisa menjadi pintu masuk bagi daerah-daerah di luar Jakarta dan Surabaya untuk lebih aktif dalam pengembangan industri percetakan.
Terlebih, teknologi cetak kini berkembang pesat dan mampu menjawab berbagai kebutuhan industri, termasuk kemasan dan pendidikan.
PPGI senantiasa mendorong pemerintah melalui Kementerian Perindustrian agar tak hanya memfasilitasi impor.
Lebih dari itu juga mengupayakan pembangunan pabrik atau perakitan mesin cetak di dalam negeri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Danantara Tunjuk 'Ordal' Prabowo jadi Komisaris Utama PGN
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma