Warisan ini mencakup berbagai bentuk ekspresi budaya seperti tradisi lisan, pertunjukan seni, adat istiadat, pengetahuan tradisional, serta keterampilan kerajinan tangan.
1. Pengakuan Resmi dan Sertifikasi
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) setiap tahun menetapkan WBTb Indonesia berdasarkan pengajuan dari daerah.
Sleman, sebagai bagian dari DIY, secara aktif mengusulkan WBTb yang dimilikinya.
Baca Juga: Bupati Sleman Buka Suara: Nasib PSS Sleman di Liga 2, Titik Balik atau Akhir Segalanya?
Misalnya, beberapa tahun terakhir, Sleman menerima sertifikat WBTb untuk warisan seperti Upacara Saparan Bekakak, Bregada Rakyat, atau Wayang Kulit Gagrak Yogyakarta.
Beberapa upaya nyata yang dilakukan oleh Pemda DIY dan Pemkab Sleman dalam menjaga WBTb antara lain:
a. Pendokumentasian dan Digitalisasi
Warisan budaya didokumentasikan dalam bentuk teks, foto, dan video untuk kemudian diarsipkan dan dipublikasikan melalui situs resmi kebudayaan. Langkah ini penting untuk menjaga keberlangsungan warisan budaya secara lintas generasi.
b. Pendidikan dan Sosialisasi ke Generasi Muda
Melalui sekolah-sekolah dan sanggar budaya, pemerintah mendorong pembelajaran seni tradisi agar tetap lestari. Ada pula pelatihan khusus bagi guru seni dan komunitas budaya.
c. Pelaksanaan Festival dan Pertunjukan Rutin
Misalnya, Festival Kebudayaan Yogyakarta atau Festival Budaya Sleman menjadi panggung bagi warisan budaya tak benda untuk terus tampil dan dikenal publik. Hal ini menjaga eksistensi sekaligus menumbuhkan kebanggaan masyarakat.
Baca Juga: Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
d. Pelibatan Masyarakat dan Komunitas Adat
Pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi juga dengan mendorong peran aktif masyarakat pemilik budaya. Komunitas adat atau kelompok kesenian diberdayakan agar tetap menjalankan tradisi yang ada.
e. Pengalokasian Dana dan Insentif
Pemerintah DIY dan Sleman menyediakan anggaran dalam APBD untuk pembinaan seniman, pementasan budaya, dan revitalisasi tradisi yang mulai luntur. Bantuan alat dan insentif juga diberikan kepada pelaku budaya.
f. Kemitraan dengan Institusi dan Akademisi
Perguruan tinggi di Yogyakarta seperti UGM, ISI Yogyakarta, atau UNY turut dilibatkan dalam penelitian dan pengembangan WBTb. Kolaborasi ini penting dalam upaya pelestarian yang berbasis data dan analisis ilmiah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp900 Ribuan Terbaik Mei 2025: Spek Ciamik dan Memori Lega!
- Rekomendasi 3 HP Murah Tampilan Mirip iPhone Boba: Spek Gahar, Harga Bersahabat!
Pilihan
-
Daftar Bahan Skincare yang Boleh Dicampur, Aman Maksimalkan Perawatan Kulit
-
5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
-
5 Rekomendasi Serum Vitamin C Terbaik: Wajah Glowing, Samarkan Bekas Jerawat
-
Jay Idzes Sudah Beri Salam ke Fans Venezia: Terima Kasih Semuanya
-
3 Pengganti Paling Cocok untuk Sandy Walsh yang Cedera saat Bela Yokohama F. Marinos
Terkini
-
Balik Arah, Santri Korban Penganiayaan di Ponpes Ora Aji Dilaporkan Balik atas Dugaan Pencurian
-
Kasus Dugaan Penganiayaan Santri Mencuat di Ponpes Ora Aji, Gus Miftah Minta Maaf
-
Angkat Bicara, Yayasan Ponpes Ora Aji Bantah Ada Penganiayaan, Begini Kronologi Peristiwanya
-
Kasus BMW Tabrak Argo: Polisi Periksa Tiga Orang yang Terlibat untuk Ganti Plat Nomor
-
Dalang Penggantian Plat Nomor BMW Terungkap! Siapa Saja yang Terlibat?