SuaraJogja.id - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menjadi sorotan publik usai terlihat enggan menyapa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, Sabtu (1/6/2025).
Gestur diam yang ditunjukkan Megawati menuai banyak tafsir, salah satunya datang dari pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga.
Menurut Jamiluddin, sikap Megawati tersebut tidak bisa dilepaskan dari sejarah hubungan politik yang rumit antara dirinya dan Gibran.
Ia menilai bahwa diamnya Megawati mencerminkan luka politik yang masih membekas.
"Ini hal yang wajar mengingat Megawati adalah sosok yang lugas. Dalam dunia politik, ia seringkali menunjukkan perasaan yang sesungguhnya, tanpa berpura-pura," ujar Jamiluddin saat dihubungi Suara.com pada Rabu (4/6/2025).
Jamiluddin menambahkan bahwa Megawati memang dikenal sebagai politisi yang tidak suka menyembunyikan perasaannya, bahkan di ruang publik.
Sikap yang ditunjukkan dalam momen kenegaraan ini memperlihatkan bahwa relasi personal maupun politik antara Megawati dan Gibran belum membaik.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto justru menyampaikan pujian terhadap Megawati, khususnya atas penampilannya yang dianggap luar biasa.
Prabowo menilai Megawati berhasil menjalankan program diet yang membuat penampilannya lebih bugar.
Baca Juga: Forum Purnawirawan TNI Minta Gibran Dimakzulkan, Ini Kata Ahli Hukum Tata Negara UGM
Momen kebersamaan mereka terekam dalam acara yang sama di Gedung Kementerian Luar Negeri.
Namun, hubungan Megawati dan Gibran dinilai tetap dingin.
Jamiluddin menilai ketidaksukaan itu merupakan imbas dari keputusan Gibran yang maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo dalam Pilpres 2024—keputusan yang menyebabkan Gibran dikeluarkan dari PDIP.
"Jika Megawati memilih untuk tidak berbicara dengan Gibran, itu menunjukkan bahwa secara emosional ia masih belum menerima Gibran sepenuhnya," lanjutnya.
Sejak pemecatan Gibran dari PDIP, hubungan keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Bahkan posisi Gibran sebagai Wakil Presiden tidak cukup untuk meredakan ketegangan yang ada.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
Jejak Warisan Pemikiran Ustaz Jazir, Sang Pelopor Masjid Jogokariyan
-
Kuasa Hukum Sri Purnomo: Dakwaan Hibah Dikaitkan Pilkada Salah Ranah Sejak Awal
-
Warisan Semangat Ustaz Jazir Jogokariyan, Menghidupkan Masjid dan Kepedulian Sosial
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Parkir Liar dan Pungli Jadi Sorotan saat Nataru, Pemkot Jogja dan Polisi Siapkan Sederet Antisipasi