Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 08 Juni 2025 | 22:55 WIB
Ilustrasi cilok. (Twitter)

Selain cilok dan jajanan yang banyak dikonsumsi anak-anak juga akan dilakukan uji laboratorium kandungan pada saus yang digunakan.

Kondisi Jajanan Anak Sekolah

Masih banyak jajanan dengan warna mencolok, kandungan pengawet, micin, minyak, gula tinggi, dan banyak gorengan/a la street food di dalam dan sekitar lingkungan sekolah.

Pedagang kaki lima (keliling gerbang sekolah) menjadi perhatian khusus karena sering tidak terkontrol meskipun di dalam kan­tin sudah ada pengawasan oleh Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Baca Juga: Titik Terang Nasib Juru Parkir Malioboro: Relokasi ke Menara Kopi, Gratis Dua Tahun

Pedagang kaki lima (keliling gerbang sekolah) menjadi perhatian khusus karena sering tidak terkontrol meskipun di dalam kan­tin sudah ada pengawasan oleh Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Inisiatif Peningkatan Gizi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Inisiatif pemerintah pusat yang disambut positif oleh beberapa SMP di Kota Jogja, meskipun implementasi teknis masih dalam tahap perujukan data dan uji coba.

Program "Warung Anak Sehat" (WAS): Kolaborasi Sarihusada dengan sekolah melatih 100 penjual kantin untuk menyediakan jajanan sehat berbasis lokal.

Sekolah aktif mengedukasi orang tua melalui kelompok kelas/grup komunikasi agar lebih peduli terhadap gizi anaknya di rumah dan saat jajan.

Baca Juga: ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan

Orang tua dituntut proaktif mengawasi jajanan anak dengan melibatkan sekolah dalam dialog dan pengawasan secara rutin.

Load More