Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 24 Juni 2025 | 20:56 WIB
Mahasin Zaeni (64) dalam acara Indonesia Tanpa Radikalisme yang digelar Polda DIY, Selasa (24/6/2025). (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Mahasin Zaeni, pria 64 tahun asal Sleman, masih menyimpan sesal mendalam atas masa lalunya. Hal itu menyusul, pilihannya untuk tetap aktif berdakwah di bawah organisasi Forum Dakwah Islamiyah (Fordai).

Pasalnya Fordai sendiri diketahui memiliki afiliasi dengan jaringan terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Buntut dari keterlibatannya itu, Mahasin harus menjalani vonis penjara selama lima tahun enam bulan.

"Awalnya masuk organisasi kampus. Kemudian masuk Fordai. Di sana memang enggaak ada masalah karena dakwahnya di masjid-masjid," kata Mahasin dalam acara Indonesia Tanpa Radikalisme yang digelar Polda DIY, Selasa (24/6/2025).

Baca Juga: Usia Harapan Hidup Capai 75 Tahun, Pemkab Sleman Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Lansia

Fordai, diceritakan Mahasin, semula tampak seperti organisasi dakwah biasa. Namun arah perjuangannya mulai berubah ketika organisasi itu secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap khilafah dan penegakan syariat Islam dengan cara-cara radikal.

Mahasin yang kala itu belum memahami arah yang dituju, justru kemudian ditunjuk menjadi Amir (pemimpin) Fordai wilayah DIY. Apalagi latar belakangnya yang erat dengan ilmu dakwah di bidang akidah.

"Ya sangat menyentuh untuk terlibat dalam dukungan itu," imbuhnya.

Puncaknya terjadi sekitar 2015, tepatnya ketika Mahasin mengikuti pengarahan atau semacam forum di Batu, Malang.

Dalam pertemuan tersebut, dia bersama utusan daerah lain mendapat tugas untuk menyebarkan dakwah dan mengumpulkan umat.

Baca Juga: PHK di Sleman Meningkat 1.259 Kasus per Juni 2025, Disnaker Siapkan Jurus Ampuh Atasi Pengangguran

Menurutnya, umat yang terkumpul akan dikirim ke wilayah konflik di Suriah. Namun rencana itu urung direalisasikan sebab terbentur biaya.

Mahasin mengaku menyaksikan langsung proses pembentukan cikal bakal JAD dalam forum di Malang tersebut.

"Jadi waktu itu [di Malang] JAD baru mau dibentuk, ya setelah forum di Batu-Malang itu ada dukungan membentuk jemaah [JAD]," ungkapnya.

Sekembalinya dari forum itu, Mahasin tetap melanjutkan dakwah seperti biasa. Namun tak lama berselang, aparat keamanan mulai melakukan penangkapan terhadap jaringan terafiliasi JAD.

"Akhirnya diamankan habis dari Purwokerto, pas beli pulsa. Itu langsung disergap, wah ini pasti dari Densus 88. Saya diam saja," tuturnya.

Namun kehidupan Mahasin tak berhenti di sana. Justru dari dalam balik jeruji besi, dia menemukan titik balik hidupnya.

Load More