SuaraJogja.id - Upaya PSIM Yogyakarta untuk bermarkas di Stadion Maguwoharjo, Sleman, memasuki babak baru yang kian menegangkan. Bupati Sleman, Harda Kiswaya, secara blak-blakan menyindir manajemen Laskar Mataram yang baru kembali menemuinya setelah mendapat "sentilan" dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Harda menegaskan, meski lampu hijau dari Sri Sultan sudah ada, namun izin penggunaan stadion kebanggaan PSS Sleman itu tidak akan keluar hanya dengan modal lisan.
Ia menagih bukti konkret berupa kesepakatan tertulis yang hingga kini belum juga diserahkan oleh manajemen PSIM.
Manajemen PSIM memang kembali menemui Harda Kiswaya di kantornya pada Kamis (24/7/2025) sore. Pertemuan ini seolah menjadi tindak lanjut cepat setelah pada hari yang sama, Sri Sultan HB X mengkritik lambannya proses perizinan dan menyebut stadion yang dibangun dengan dana APBN seharusnya bisa digunakan oleh publik DIY, termasuk PSIM.
Ditemui wartawan pada Jumat (25/7/2025), Harda tak menutupi kekecewaannya. Ia menyoroti waktu pertemuan yang terkesan dipaksakan setelah ada pernyataan dari Raja Keraton Yogyakarta tersebut.
"Kemarin sore ke sini manajemen PSIM dan kemarin itu dikasih waktu lama itu, enggak pernah kesini. Setelah Ngarsa Dalem [Sri Sultan HB X] berstatement baru ke sini," kata Harda dengan nada menyindir.
Syarat Mutlak: Bukti Hitam di Atas Putih
Lebih lanjut, Harda mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut belum membawa kemajuan berarti. Manajemen PSIM disebutnya hanya melaporkan secara lisan bahwa telah bertemu dengan warga sekitar Maguwoharjo, namun tanpa membawa bukti kesepakatan tertulis.
Hal yang paling krusial, menurut Harda, adalah pertemuan dan kesepakatan damai dengan kelompok suporter PSS Sleman yang hingga kini juga belum dilakukan secara formal dan terdokumentasi.
Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Magelang: Viar Terpental, Tabrakan Tak Terhindarkan
"Misalnya ini ketemu teman-teman suporter itu agreementnya piye, ya harusnya kan saya minta itu tertulis. Ketemu masyarakat, tertulis," tegas Harda.
Mantan Sekda Sleman ini menekankan bahwa jaminan keamanan adalah prioritas utama dan tidak bisa ditawar. Sejarah rivalitas suporter kedua tim menjadi pertimbangan berat bagi Pemkab Sleman untuk melepas izin begitu saja. Ia tidak ingin ada insiden yang merugikan wilayahnya.
"Ya itu, yang utama tentu jaminan dari para suporter, karena pelaku utama dari bola ini, selain pemain ya suporter e yang nanti yang bikin giduh kalau tidak dimanage dengan baik. Ya jaminan dari suporter, tidak ada kerusuhan di Sleman nanti," ungkapnya.
Inventarisasi Stadion Demi Kejelasan
Selain jaminan keamanan dari suporter, Harda juga meminta syarat teknis lain yang tak kalah penting. Ia meminta manajemen PSIM untuk mendokumentasikan secara detail kondisi fasilitas Stadion Maguwoharjo sebelum digunakan.
Langkah ini, menurutnya, penting sebagai bukti otentik untuk menghindari saling tuding jika di kemudian hari ditemukan kerusakan di stadion.
"Ndak diarani [biar tidak dikira] saya mengada-ada, sekarang fasilitas stadion itu terdokumentasi. Sehingga pada saat terjadi kerusakan, misalnya ada peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan, komplainnya sudah jelas," jelas Harda.
Meski Sri Sultan telah memberikan restu dan menegaskan agar jangan ada pola pikir sempit terkait penggunaan fasilitas publik, Harda sebagai kepala daerah di Sleman tetap berpegang pada prosedur dan syarat administratif demi keamanan dan ketertiban.
"Ngendikane Ngarsa Dalem sudah oke Sleman oke. Namun dari situ kan, ya ojo ngantek [jangan sampai] ono kejadian yang tidak diinginkan," pungkasnya, mengisyaratkan bahwa bola kini sepenuhnya berada di tangan manajemen PSIM untuk melengkapi semua "PR" yang telah diberikannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk