Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 27 Juli 2025 | 17:37 WIB
Sejumlah kuda bertanding dalam Indonesia's Horse Racing 2025 di Yogyakarta, Minggu (27/7/2025). [Kontributor/Putu]

Kuda ini menang dari 156 kuda terbaik dari 12 daerah di Indonesia ikut bertanding dalam 18 race/kelas.

Hadiahnya tak main-main karena memperebutkan hadiah total Rp 1,2 Miliar.

IHR-Indonesia Derby 2025 kali ini merupakan kejuaraan pemuncak dalam perebutan gelar Triple Crown Indonesia, setelah Triple Crown Serie 1 dan Serie 2 pada April dan Mei 2025 lalu.

Dengan tampilnya Kuda King Argentine, pemenang Triple Crown Serie 1 dan Serie 2, maka Indonesia mengukir sejarah baru Triple Crown Indonesia.

Sepanjang sejarah Pordasi, baru 2 kuda yang memenangkan gelar Triple Crown Indonesia, yaitu Manik Trisula (2002) dan Djohar Manik (2014).

Sementara Ketua Komisi Pacu PP Pordasi, Munawir, menegaskan tren popularitas pacuan kuda di Indonesia memicu semangat baru di kalangan pemilik dan peternak kuda.

"Kalau dulu kita jual kuda pacu Rp50 juta saja susah, sekarang harga paling murah Rp200 juta. Yang sudah terbukti juara bisa Rp500 juta atau lebih. Hadiah lomba yang tinggi ikut mendorong minat. Hadiah utama saja sekarang Rp300 juta, total hadiah Rp1,2 miliar. Ini memancing pemilik kuda untuk memelihara lebih banyak kuda," paparnya.

Munawir menambahkan efek domino ini juga memberi peluang investasi baru.

Peternak-peternak sekarang semangat sekali karena melihat pasar kuda pacu berkembang pesat.

Baca Juga: IHR-Indonesia Derby 2025: Saatnya Indonesia Ukir Rekor Triple Crown Baru

Dengan semakin besarnya minat masyarakat, dukungan pemerintah daerah, dan figur Presiden yang menjadi magnet, pacuan kuda Indonesia saat ini bukan lagi olahraga tradisional, tetapi juga menjadi industri dengan nilai ekonomi yang kian tinggi.

"Bahkan kuda juara muda yang belum dikebiri dan masih bisa diternakkan, harganya bisa lebih dari Rp1 miliar," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More