Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 01 Agustus 2025 | 20:40 WIB
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyampaikan tentang kasus leptospirosis di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (1/8/2025). [Kontributor/Putu]

Hasto mengimbau masyarakat tidak panik. Namun tetap waspada dan disiplin menjaga kebersihan lingkungan.

Sebab penularan leptospirosis banyak terjadi melalui genangan air yang terkontaminasi urin tikus, terutama saat musim hujan.

"Kalau tikus tidak bisa dikendalikan, akan sulit kita menghentikan penularan," ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, mengungkapkan
leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang disebarkan melalui urin hewan pengerat, terutama tikus.

Penyakit ini kerap muncul di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tumpukan sampah.

Sebagian besar kasus ditemukan di wilayah permukiman padat dengan kondisi lingkungan yang kotor. Pemicunya jelas karena banyak lingkungan yang masih menyimpan sampah terbuka.

"Ini menjadi tempat ideal bagi tikus berkembang biak dan menyebarkan penyakit," paparnya.

Sebagai langkah konkret, pemkot akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan instansi terkait untuk membersihkan lingkungan, memasang perangkap tikus.

Selain itu mensosialisasikan bahaya leptospirosis secara masif.

Baca Juga: Gawat, Leptospirosis Renggut 7 Nyawa di Yogyakarta, KLB Segera Ditetapkan?

"Kami tingkatkan penyuluhan langsung, kampanye kebersihan, serta distribusi informasi lewat RT dan RW. Tujuannya agar pencegahan berjalan di tingkat rumah tangga," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More