SuaraJogja.id - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto, mengingatkan tentang keberadaan jalan tol yang segera menghubungkan melintas di DI Yogyakarta.
Kehadiran jalan bebas hambatan itu dapat dimaknai sebagai hal positif untuk konektivitas antar wilayah.
Namun jika tak diperhatikan dengan seksama, infrastruktur itu hanya membuat wisatawan sekadar melintas tanpa mengeluarkan belanja berarti di Jogja.
"Saya pikir tantangannya sekarang luar biasa sekali. Jadi yang pertama kalau kita bicara di regional kita, tantangan yang paling berat dengan kondisi sekarang adalah infrastruktur," kata Bobby dikutip Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, ketika jalur tol sudah terhubung sepenuhnya, daya saing produk pariwisata di kota gudeg akan diuji.
Tanpa penataan atraksi dan paket wisata yang menarik, wisatawan berpotensi hanya menjadikan Jogja sebagai persinggahan singkat.
"Pada saat infrastruktur tol ini sudah nyambung semuanya, tentunya kembali menjadi reminder kita bersama di Jogja. Sejauh mana kesiapan produk kita. Untuk tadi, mampu menahan wisatawannya lebih lama di sini," tuturnya.
Apalagi, menurut Bobby kondisi saat ini sudah menunjukkan kontras antara jumlah kunjungan dengan tingkat belanja wisatawan.
"Kalau bicara trafik, Jogja tinggi sekali trafiknya. Tetapi bicara spending [daya beli] belum sesuai dengan trafiknya. Ini menjadi reminder buat kita semuanya stakeholder," ucapnya.
Baca Juga: Jogja Tak Lagi Kejar Turis Massal: Strategi Baru Pariwisata Fokus Kualitas, Bukan Kuantitas!
Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya inovasi dalam produk pariwisata yang tidak hanya menarik minat kunjungan.
Melainkan juga mendorong pengeluaran wisatawan di destinasi.
"Bagaimana memperbaiki produk pariwisata kita yang mampu menahan wisatawannya dan mampu bisa mendorong mereka spending," imbuhnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa keterbatasan ruang di Yogyakarta harus membuat pelaku pariwisata lebih selektif dalam memilih pasar.
Menurutnya, mengejar jumlah kunjungan semata tidak otomatis meningkatkan pendapatan daerah.
"Harapannya, Jogja itu kecil, bagaimana kita bisa selektif market untuk bisa mengejar pendapatan daerah tapi tidak hanya mengejar trafiknya. Karena trafik tentunya belum tentu menjadi satu dorongan spending yang tinggi," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Danantara Pecat Immanuel Ebenezer dari Komisaris Pupuk Indonesia Usai Terjaring OTT KPK!
-
Starting XI Terbaik Liga Inggris Pekan Kedua: Minus Pemain Manchester United
-
Heboh DPR Joget di Tengah Isu Gaji Fantastis: Uya Kuya dan Eko Patrio Langsung Gercep Klarifikasi
-
PSSI Umumkan Penganti Ole Romeny, Berpeluang Debut di FIFA Matchday September
-
Miris! Nasib Mees Hilgers Setali Tiga Uang dengan Alexander Isak dan Ademola Lookman
Terkini
-
PBB Sleman 2025: Kabar Baik, Tak Naik, Denda Malah Mau Dihapus!
-
3 Link Aktif DANA Kaget, Buruan Diklaim Biar Enggak Kehabisan
-
Dana Keistimewaan DIY Dipangkas Setengah: Nasib Event Budaya Sleman di Ujung Tanduk
-
Muntah dan Feses Jadi Bukti! E-Coli Serang Ratusan Siswa Sleman, Menu MBG Tercemar?
-
Sekda Sleman Klarifikasi "Guru Cicipi Dulu Makanan Bergizi Gratis": Ini Penjelasan Lengkapnya