Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 01 September 2025 | 15:55 WIB
Puluhan massa demo masih bertahan di sekitar Ring Road Utara di depan Mapolda DIY, Jumat (29/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Aliansi Jogja Memanggil menilai kericuhan dalam aksi di depan Polda DIY yang berujung pembakaran dan perusakan fasilitas tidak bisa dilepaskan dari keberadaan penyusup.

Humas Aliansi Jogja Memanggil, Boengkoes, menilai peristiwa itu tidak bisa dilepaskan dari keberadaan penyusup maupun kondisi massa aksi yang penuh kemarahan atas kondisi di Indonesia.

"Pasti setiap aksi itu pasti ada penyusup dan itu memang kita enggak bisa memunafikan di situ," ungkap Boengkoes kepada wartawan di Bunderan UGM, Senin (1/9/2025).

Ia mengakui massa yang menggelar aksi di Polda DIY kemarin itu terdiri dari beberapa pihak yang sempat hadir pada kegiatan di UII Cik Di Tiro.

Namun situasi makin tak terkendali setelah massa aksi dari berbagai kalangan lain ikut di dalamnya.

Bukan Hasil Konsolidasi

Ia menegaskan bahwa aksi berujung kericuhan di Polda DIY tidak dirancang dalam konsolidasi mahasiswa atau massa di UII Cik Di Tiro.

"Itu [aksi di Polda DIY] bukan konsolidasi hasil Cik Di Tiro karena kemarin kan kesepakatan Cik Di Tiro itu adalah kita akan aksi hari ini tanggal 1 [September]," ungkapnya.

Meski begitu, solidaritas tetap diberikan kepada massa yang hadir saat itu.

Baca Juga: Demo di UGM: Tuntut Usut Tuntas Kematian Ojol & Mahasiswa, Tolak Represi Negara!

Menurutnya, aksi tersebut memang tidak dipersiapkan dengan matang dari sisi keamanan, logistik, maupun medis.

"Waktu itu kan memang teman-teman yang ikut di sana enggak ada persiapan sama sekali keamanan, logistik, medis, dan lain sebagainya memang itu tidak disiapkan secara matang karena waktu itu adalah konsolidasi bukan teklap," tuturnya.

Akumulasi Kemarahan

Ketika ditanya soal pandangannya mengenai aksi perusakan hingga pembakaran, Boengkoes menilai hal itu sebagai bentuk luapan emosi rakyat.

"Itu adalah akumulasi kemarahan rakyat karena mungkin rakyat sudah marah, kita enggak bisa memungkiri itu karena itu adalah akumulasi kemarahan rakyat yang diluapkan secara dalam bentuk ekspresi," tegasnya.

Seperti diketahui, pecahnya aksi demo di Mapolda DIY terjadi cukup signifikan.

Load More