- Gelombang aksi masih terus berlanjut di Jogja
- PMII DIY menggelar demo di pertigaan UIN Sunan Kalijaga Sleman
- Ada 11 tuntutan yang disampaikan agar pemerintah berbenah
SuaraJogja.id - Gelombang aksi demonstrasi masih terus berlanjut di berbagai daerah, termasuk di Yogyakarta.
Kali ini ada massa dari Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) DIY yang menggelar aksi demonstrasi di Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga, Selasa (2/9/2025).
Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id, massa mulai memadati lokasi sekitar pukul 15.40 WIB.
Massa yang langsung membuat lingkaran lalu sempat membakar ban.
Tampak warga yang tergabung dalam Jaga Warga DIY hingga personel TNI ikut berjaga mengamankan aksi dan mengatur lalu lintas di sekitar lokasi.
Ketua Umum PC PMII DIY, Ilyasa Alvin Abadi, menegaskan bahwa aksi ini dilakukan sebagai bentuk menjaga semangat perjuangan rakyat yang sudah dimulai sejak beberapa waktu terakhir.
"Aksi ini adalah aksi menjaga nyala. Jangan sampai nyala yang sudah berhari-hari diperjuangkan oleh orang-orang, diperjuangkan oleh rakyat, jangan sampai padam," kata Alvin, kepada wartawan, Selasa sore.
Alvin menambahkan bahwa aksi ini merupakan kelanjutan dari gelombang demonstrasi sebelumnya.
Menurutnya, gerakan ini tidak boleh berhenti karena masih banyak hal yang harus dikawal.
Baca Juga: Demo Memanas, TNI Dikerahkan? Pakar Hukum: Itu Salah Besar!
Disampaikan Alvin, dalam aksi kali ini 11 tuntutan yang dibawa oleh massa aksi. Setidaknya tiga poin utama yang menjadi fokus pembacaan dari PMII DIY.
Salah satunya yakni menuntut evaluasi besar-besaran terhadap seluruh lembaga negara.
"Akhirnya pembacaan kita adalah bagaimana menuntut evaluasi besar-besaran terhadap negara termasuk legislatif, yudikatif, dan eksekutif itu sendiri," tegasnya.
Ia juga menyoroti alokasi anggaran negara yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
"Hari ini kita saksikan bahwa negara mempunyai aparatus ideologi negara dan kita tahu bahwa selama ini berhari-hari ini atau dari bertahun-tahun sebelumnya mereka melakukan represifitas itu sendiri," ucapnya.
"Apapun itu anggaran negara dialokasikan lebih banyak kepada anggaran pertahanan. Sedangkan anggaran pendidikan yang hari ini kita butuhkan malah justru tidak dinaikkan begitu," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
3 Link DANA Kaget Gratis Menantimu Hari Ini, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Panewu Dilibatkan, Sleman Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis, Ini Alasannya
-
Sleman Dikepung Ancaman Banjir Lahar, hingga Longsor dari Lereng Merapi ke Prambanan
-
Jokowi Kembali ke 'Rumah', Jawab Isu Ijazah Palsu Tanpa Kata di Dies Natalis Kehutanan UGM
-
Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Prabowo: Semoga Diberi Kekuatan dan Kesehatan Pimpin Negara