Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 10 September 2025 | 22:10 WIB
Ilustrasi Sungai di Wirokerten, Banguntapan, Bantul yang meluap akibat hujan angin pada Selasa (19/8/2025). (dok.Istimewa)
Baca 10 detik
  • Musim hujan di tahun 2025 diprediksi akan segera terjadi di akhir September ini
  • FPRB akan dimaksimalkan untuk tanggap melakukan evakuasi bencana saat terjadi korban
  • BPBD DIY mengingatkan terhadap bencana banjir yang kerap terjadi di wilayah Jogja
[batas-kesimpulan]

SuaraJogja.id - Menghadapi musim hujan 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan pembaruan peta risiko bencana hidrometeorologi sebagai langkah strategis untuk meminimalkan dampak banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, menyampaikan bahwa pemutakhiran peta rawan bencana dilakukan berdasarkan data kejadian bencana tahun 2024.

Salah satu perubahan signifikan adalah masuknya Kecamatan Imogiri, Bantul ke dalam zona rawan banjir, yang sebelumnya tidak tercantum.

Di wilayah Sleman, daerah rawan longsor kini meluas. Jika sebelumnya hanya mencakup kawasan utara, kini Kecamatan Prambanan dan Kalasan juga dikategorikan berisiko tinggi setelah mengalami longsor tahun lalu.

Untuk Kota Yogyakarta, potensi banjir kiriman dari wilayah utara tetap menjadi perhatian utama, terutama saat terjadi hujan deras yang menyebabkan luapan sungai seperti Kali Code dan Kali Gajah Wong.

Selain pemetaan, BPBD DIY juga mengaktifkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di tingkat kelurahan guna mempercepat respons saat terjadi keadaan darurat.

"Warga dapat melaporkan kejadian melalui aplikasi Pamor, yang akan segera ditindaklanjuti oleh relawan dan forum PRB terdekat," kata Noviar dikutip, Rabu (10/9/2025).

Noviar menegaskan bahwa ancaman utama selama musim hujan meliputi banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

Ia juga mengingatkan bahwa banjir bisa terjadi di luar zona rawan jika aliran sungai tersumbat oleh sampah.

Baca Juga: Dari Irigasi Kumuh ke Jalur Rafting: Gerakan Pemuda Sleman di Selokan Mataram Ini Inspiratif

Cuaca ekstrem seperti angin kencang berpotensi menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan pada fasilitas umum seperti tiang listrik, jaringan telepon, dan internet.

Berdasarkan analisis atmosfer dan laut, curah hujan pada September–November 2025 diprediksi berada di kategori Atas Normal (AN), dengan intensitas tertinggi pada Oktober dan November.

Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas, memperkirakan hujan bisa mencapai lebih dari 500 mm di beberapa wilayah.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, genangan air, dan tanah longsor selama puncak musim hujan.

Load More