Pergantian di pos-pos kunci, termasuk Menteri Keuangan, dianggap sebagai strategi untuk mengatasi akar persoalan tersebut.
Meski demikian, Mada menilai perombakan kabinet ini belum sepenuhnya matang dan komprehensif untuk menjawab tantangan jangka panjang. Ia bahkan memprediksi kemungkinan akan adanya reshuffle lanjutan jika situasi tidak kunjung membaik.
"Saya rasa bahwa reshuffle kabinet ini masih belum terlalu matang dan kemungkinan akan bisa terjadi reshuffle lagi kalau terdapat perkembangan situasi," ungkapnya.
Lebih dari sekadar pergantian teknokratik, Mada juga memproyeksikan bahwa reshuffle dan pengisian jabatan yang masih kosong ini tak lepas dari dinamika perebutan pengaruh di antara para elite politik yang mengelilingi kekuasaan.
"Tapi saya kira ini juga akan bertambah pada ke dinamika kekuasaan para elite," tandasnya.
Kini, publik menanti keputusan Presiden Prabowo. Pilihan untuk kursi Menko Polhukam tidak hanya akan menentukan arah kebijakan keamanan, tetapi juga menjadi sinyal kuat tentang komitmen pemerintah terhadap supremasi sipil dan iklim demokrasi di Tanah Air.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti