SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyiapkan ribuan ember untuk mendukung pemilahan sampah organik.
Setidaknya pada gelombang pertama ada 2.200 ember yang bakal dibagikan ke warga maupun penggerobak pengangkut sampah.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan ribuan ember tersebut diperoleh dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dan sebagian lagi dibeli secara sukarela.
"Ya ember ini sebagian CSR ya, kita masih mengandalkan CSR-CSR untuk mencari ember dan sebagian juga ada yang merelakan untuk beli ember secara volunter," kata Hasto, kepada wartawan, Rabu (17/9/2025).
Menurut Hasto, Pemkot telah mengadakan 1.000 ember yang kemudian dibagikan ke setiap RW.
Selain itu, sekitar 1.200 ember disiapkan khusus untuk para penggerobak sampah.
"Kita sudah ada beli ember kemarin itu 1.000, yang kita bagi ke RW, satu RW dua [ember]. Kemudian sekitar 1200, satu gerobak dua, satu gerobak dua. Ini paling telat hari Jumat nanti sudah terdistribusi, Kamis kita distribusikan," ucapnya.
Khusus untuk para penggerobak sampah, Hasto menuturkan akan dilengkapi dua ember besar.
Hal itu agar proses pemilahan bisa dilakukan sejak awal pengangkutan.
Baca Juga: Pecah Kongsi Driver Ojol, Massa GARDA Kepung Istana, Aliansi Yogyakarta Pilih Onbid dan Lobi
"Tapi khusus penggrobak itu jalannya bawa dua ember besar, sehingga kalau warga itu ada sisa makanan tidak dicampur dengan yang lain, kan repot warga suruh milah tapi digerobak tidak dipilah. Nah digerobak udah dipilah karena ada embernya," ujarnya.
Meski demikian, Hasto mengungkapkan bahwa pengadaan ember ini tidak bisa menggunakan anggaran daerah.
Sebab barang yang digunakan adalah ember bekas cat.
"[Beli] dari APBD enggak bisa karena yang dibeli ember bekas. Itu kan bekas cat yang 25 kg, terus kita bersihkan, terus kita cuci lagi, terus kita pasang stiker," ungkapnya.
Ia menilai penggunaan ember bekas tersebut justru lebih efisien dan ramah lingkungan.
Pasalnya ember itu memiliki kualitas yang kuat.
Selain mengandalkan ember bekas cat, pihaknya juga tengah mencari alternatif lain untuk sarana pemilahan sampah organik.
Termasuk memanfaatkan galon bekas minuman.
"Kemarin kita juga sudah punya ide yang langsung ke warga sebagian pakai bekas galon minum yang besar itu, kan ada tentengannya, terus dibuka sampingnya dimasuki [sampah]," tuturnya.
Ditambahkan Hasto, jumlah ember itu masih dimungkinkan untuk bertambah baik dari donasi CSR maupun pihak-pihak lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok
-
Dari Transfer Pengetahuan ke Generasi Kreatif: DIY Beri Penghargaan 995 Insan Pendidikan
-
BBM Langka: Benarkah Pertamina 'Mengunci' Pasokan untuk SPBU Asing?