- Pemkot Jogja memberdayakan para pengamen yang biasa bernyanyi di APILL yang ada di Jogja
- Nantinya ada tempat khusus yang disiapkan pemkot
- Solusi ini dibuat untuk menyeragamkan dan upaya Pemkot Jogja mencapai 'Zero Gepeng'
SuaraJogja.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah menyiapkan area khusus bagi pengamen jalanan sebagai langkah penataan agar mereka tidak lagi beraktivitas di lampu merah maupun trotoar.
Upaya ini juga menjadi bagian dari program Jogja Zero Gepeng yang menargetkan penanganan gelandangan dan pengemis di Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjelaskan bahwa penataan dilakukan dengan pendekatan persuasif.
Pihaknya juga mengajak pemilik restoran, hotel, hingga tempat hiburan untuk memberikan ruang bagi para pengamen tanpa harus memaksa.
"Pemkot berusaha menyediakan tempat khusus agar pengamen tetap bisa mencari nafkah sambil menghibur masyarakat, misalnya di Embung Giwangan yang ramai pada akhir pekan atau di kawasan Taman Pintar. Kami juga berharap restoran dan hotel turut menyediakan ruang agar mereka bisa tampil," jelas Hasto dikutip Minggu (28/9/2025).
Berdasarkan data Pemkot, terdapat 22 kelompok pengamen dengan 53 anggota yang selama ini beraktivitas di lampu merah wilayah kota.
Hasto menambahkan, jumlah pengamen yang semakin banyak dikhawatirkan mengganggu lalu lintas maupun kenyamanan pejalan kaki.
Bahkan, sejumlah wisatawan mengaku terganggu oleh suara pengamen saat menginap di hotel.
Selain penataan pengamen, Pemkot Yogyakarta juga fokus menangani gelandangan yang tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Baca Juga: Surat Larangan Bocorkan Keracunan MBG Viral! Yogyakarta Berani Melawan, Ini Alasannya
Langkah ini dilakukan tanpa razia, melainkan melalui pendataan, identifikasi penyebab, hingga pemberian sosialisasi oleh dinas sosial.
"Kami harus bisa melakukan moratorium gelandangan dan pengemis. Nantinya, mereka akan mendapat pendampingan agar tidak kembali menjadi gepeng di Kota Yogyakarta," ujar Hasto.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Solihul Hadi, meminta agar penanganan gelandangan dan pengemis dilakukan dengan hati-hati dan penuh empati.
"Kalau penanganannya keliru, maka target Jogja Zero Gepeng tidak akan tercapai. Karena itu, identifikasi harus dilakukan lebih dulu, kemudian diupayakan solusi berupa lapangan pekerjaan agar mereka tidak kembali menjadi gepeng," ungkapnya.
Program Jogja Zero Gepeng diharapkan dapat terealisasi optimal pada peringatan HUT Kota Yogyakarta, 8 Oktober mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas
-
Royal Ambarrukmo Yogyakarta Sambut Hangat Kunjungan Famtrip Budaya Travel Agent Tiongkok
-
Muaythai Kelas Dunia Bakal Guncang Candi Prambanan di 2026, Sensasi Duel Berlatar Warisan Dunia!
-
Sisi Kelam Kota Pelajar: Sleman Jadi 'Sarang' Narkoba, Mahasiswa Incaran Jaringan Via Instagram
-
Alarm! Pakar UGM Sebut Gen Alpha Rentan Depresi Akibat Digital, Orang Tua Wajib Tahu