- Politik di Indonesia masih ramah untuk perempuan
- KPU Kulon Progo keterlibatan perempuan dalam politik harus lebih baik di 2029 nanti
- Peran perempuan lebih banyak mengadvokasi di kalangan masyarakat
SuaraJogja.id - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kulon Progo, Marwanto, menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik dan tata kelola pemerintahan.
Ia menilai, sudah saatnya perempuan tampil lebih aktif di panggung politik di tengah dinamika yang terus berkembang saat ini.
“Maskulinitas politik di Indonesia perlu diakhiri. Perempuan harus lebih percaya diri untuk memaksimalkan perannya, sehingga politik dan pemerintahan bisa tampil dengan wajah yang lebih lembut dan humanis,” ujar Marwanto dikutip dari Antara, Minggu (28/5/2025).
Menurutnya, politik di Indonesia sering kali dipersepsikan keras, bahkan tak jarang disertai perilaku brutal, seperti demonstrasi yang berujung pada penjarahan rumah pejabat.
Selain itu, maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh politikus papan atas dan diberitakan di berbagai media semakin memperkuat kesan negatif dunia politik.
"Dengan hadirnya sentuhan perempuan, wajah politik Indonesia bisa lebih berkarakter feminim, santun, dan jauh dari stigma buruk yang selama ini melekat," tambah Marwanto, yang juga pernah menjabat Komisioner KPU Kulon Progo selama dua periode.
Ia menegaskan, peran perempuan dalam pemerintahan tidak hanya berhenti pada momentum pemilu atau pilkada saja.
Justru setelah pemilu selesai, perempuan harus aktif mengawal jalannya pemerintahan agar tetap berjalan sesuai aspirasi rakyat.
"Demokrasi itu sebuah siklus. Ada tiga fase penting, yakni let’s vote saat pemilu, let’s voice ketika pemerintahan terbentuk, dan let’s choice sebagai bentuk evaluasi. Pada masa let’s voice inilah rakyat, khususnya perempuan, tidak boleh diam, tetapi harus menyuarakan aspirasi masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Profil Ni Made Dwipanti Indrayanti: Sekda DIY Perempuan Pertama di Jogja yang Sarat Prestasi
Marwanto menambahkan, tokoh perempuan memiliki posisi strategis sebagai penggerak dan pengadvokasi aspirasi masyarakat.
Dengan peran aktif perempuan, diharapkan politik Indonesia akan lebih menampilkan wajah yang inklusif, beretika, dan menjunjung tinggi kerukunan sosial.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Program Rumah BUMN Mampu Sukseskan La Suntu Tastio yang Memproduksi Tas Tenun
-
Konektivitas Aceh Pulih Bertahap, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen Usai Fase Darurat
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka Lagi, Nadi Ekonomi Bireuen Kembali Berdenyut Usai Diterjang Bencana
-
Investor Reksa Dana BRI Tumbuh Pesat, BRImo Hadirkan Fitur Investasi Lengkap
-
Libur Natal 2025: Kunjungan Wisata Bantul Anjlok, Target PAD Meleset Akibat Cuaca Ekstrem?