- BP3MI DIY mengingatkan calon PMI untuk mengecek lagi penyalur yang menawarkan pekerjaan di luar negeri
- Ada kasus yang terjadi di mana pekerja yang sudah bekerja dimintai menjadi tenaga lain namun jalurnya ilegal
- BP3MI DIY terus melakukan pelatihan terhadap masyarakat yang berniat untuk mencoba pengalaman baru di luar negeri
SuaraJogja.id - Balai Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengingatkan masyarakat untuk selalu mengecek legalitas penyalur sebelum menerima tawaran kerja ke luar negeri.
Pengecekan dapat dilakukan dengan mengonfirmasi langsung ke kantor BP3MI DIY.
Kepala BP3MI DIY, Tonny Chriswanto, menegaskan bahwa banyak permasalahan pekerja migran Indonesia (PMI) berawal dari keberangkatan melalui jalur ilegal tanpa keterampilan maupun kontrak kerja yang jelas.
"Sebagian besar kasus muncul karena pekerja migran berangkat secara ilegal. Kalau mereka berangkat legal, pemerintah bisa memberikan perlindungan penuh dan mudah melacak siapa pemberi kerjanya," ujarnya dikutip Antara, Kamis (2/10/2025).
Tonny menyebut, sebagian kasus berawal ketika PMI yang sudah bekerja di luar negeri diminta mencarikan teman untuk diajak bekerja tanpa melalui prosedur resmi.
"Prosesnya instan, tanpa keterampilan, akhirnya mereka terlantar di negara tujuan," tambahnya.
Selain perlindungan, BP3MI juga menekankan pentingnya program pelatihan calon pekerja migran.
Hal ini merupakan amanat Presiden Prabowo Subianto setelah Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) resmi bertransformasi menjadi Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).
Salah satu arahan Presiden adalah mengurangi penempatan PMI sektor non-formal, khususnya pekerja rumah tangga, dan meningkatkan penempatan tenaga kerja migran dengan keterampilan.
Karena KP2MI belum memiliki lembaga pelatihan sendiri, BP3MI DIY bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah daerah.
Peserta pelatihan mengikuti sistem boarding dengan fasilitas asrama gratis, termasuk konsumsi dan uang saku Rp25 ribu per hari.
Pada gelombang pertama, pelatihan diikuti 40 calon Spa Terapis, 20 Caregiver, 20 Housekeeping, serta masing-masing 20 peserta untuk kelas bahasa Jepang, Korea, dan Mandarin.
Seleksi peserta dilakukan di kantor BP3MI DIY setelah pendaftaran dibuka melalui media sosial BP3MI dan BLK.
"Karena pelatihan ini gratis, sering kali disepelekan. Maka kami pilih skema boarding agar peserta lebih serius," jelas Tonny.
Ia menambahkan, peluang kerja ke Jepang saat ini cukup besar, namun syarat utama adalah penguasaan bahasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Terkini
-
Program TJSL BRI Dapat Apresiasi dari Menteri UMKM dan Raffi Ahmad
-
Rumput yang Menghidupi: Cerita Pemuda Sleman Sukses Jadi 'Bakul Suket Online'
-
Tragedi Dini Hari! Pria di Sleman Tewas Tertabrak KA Malioboro Express
-
Kasus Penganiayaan Driver Ojol di Sleman: Massa Mengawal, Polisi Bergerak
-
Warga Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Santuy, Sikat 4 Link Ini!