- Sebanyak 95 orang transmigrasi lokal dan eksodus dari Aceh, Papua dan Sampit kembali ke Jogja
- Masalah infrastruktur mereka alami yang tengah menetap di Imogiri, Bantul
- Kepulangan para transmigran ini dilakukan menyusul lokasi mereka di tempat tujuan terjadi konflik yang tak selesai
SuaraJogja.id - Puluhan keluarga transmigran lokal atau translok yang eksodus dari daerah penempatan awal di Aceh, Sampit, dan Papua akibat konflik sosial mengalami sejumlah kesulitan saat mereka justru kembali ke Yogyakarta.
Meski kini menetap di Karangtengah, Imogiri, Bantul aspek infrastruktur dan ekonomi lokal masih jadi persoalan yang harus mereka hadapi sehari-hari.
Subur, perwakilan warga disela monitor Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi, Sabtu (4/10/2025) kemmarin menyampaikan kesulitan yang masih mereka alami.
Meski sudah sempat diperbaiki, saat ini kondisi jalan di padukuhan tersebut mengalami kerusakan.
"Sekarang sudah 35 tahun. Jalannya memang sudah diaspal, tapi rusak lagi. Tahun ini mobil dua kali terperosok di jalan itu," ungkapnya dikutip Minggu (5/10/2025).
Ia juga menceritakan peristiwa tanah longsor yang sempat melanda kawasan tersebut, merusak musala dan fasilitas umum.
Warga secara swadaya memperbaiki sebagian, tetapi kondisi kini kembali memburuk.
"Dulu ada simulasi bencana tanah longsor. Eh, besoknya benar-benar terjadi longsor, sampai musala ikut terdampak. Kami sudah perbaiki, tapi aspalnya rusak lagi," ujar dia.
Sementara Wamentrans mengungkapkan pihaknya melakukan monitor program resettlement warga yang eksodus. Viva berjanji akan melakukan pendampingan dan memperbaiki kerusakan infrastruktur.
Baca Juga: Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan
"Gedung kesenian kondisinya kurang bagus, insyaallah tahun depan akan direnovasi. Jalan ini dulu juga dibangun Kementerian Transmigrasi, begitu juga musala," ungkapnya.
Ia menjelaskan, pada masa lalu situasi sosial di beberapa daerah tujuan transmigrasi tidak stabil, pemerintah memutuskan memulangkan sebagian warga ke Yogyakarta untuk menjaga keamanan.
Namun kini, dengan kondisi nasional yang stabil, pemerintah memastikan program transmigrasi kembali menjadi prioritas pembangunan nasional.
Kementerian Transmigrasi yang kini tidak dibawah kementerian lain pun akan kembali menggalakkan program transmigrasi.
Hal itu sesuai empat amanat Presiden untuk menjaga integrasi nasional, mengatasi kemiskinan, membantu pemerataan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan lewat pemindahan penduduk.
Apalagi transmigrasi bukan hanya soal pemindahan penduduk. Namun lebih dari itu merupakan instrumen strategis pembangunan nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim