Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 04 Oktober 2025 | 14:05 WIB
Pemberian Rekor MURI kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Sabtu (4/10/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Yogyakarta memecahkan rekor dunia (MURI) terkait menabung sampah serentak
  • Sebanyak 10.000 orang berbondong-bondong menabung sampah di bank sampah di Kota Jogja
  • Ada 397 titik bank sampah yang sudah beroperasi di Kota Jogja dari 701 bank sampah

SuaraJogja.id - Sebanyak 10 ribu warga Kota Yogyakarta memecahkan rekor dunia dengan serentak menabung sampah di bank sampah, Sabtu (4/10/2025).

Sebuah gerakan kolosal ini dipantau langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo dan jajaran serta Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui Zoom di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.

Setidaknya ada 397 dari total 701 titik bank sampah yang ikut dalam acara yang sekaligus menjadi rangkaian perayaan HUT ke-269 Kota Yogyakarta itu.

Ditemui usai acara, Hasto menekankan bahwa capaian ini bukan sekadar mengejar rekor.

Melainkan momentum perubahan budaya masyarakat.

"Kalau dapat MURI itu kan berat, dapatnya sih mungkin tidak berat tapi mempertahankannya berat. Maksud saya adalah bank sampah ini sebagai instrumen untuk mengoleksi sampah anorganik, intinya kan itu," kata Hasto, ditemui wartawan, Sabtu (4/10/2025).

Ditambahkan Hasto, kegiatan ini adalah bentuk rekonstruksi sosial.

Tujuannya agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan dan meningkatkan kesadaran tiap individu.

"Rekonstruksi sosial masyarakat yang biasanya budayanya membuang sampah ke sungai, membuang sampah ke mana-mana, itu kemudian terus dikerucutkan yang masih kira-kira punya nilai ekonomis doronglah ke bank sampah," tuturnya.

Baca Juga: Surat Larangan Bocorkan Keracunan MBG Viral! Yogyakarta Berani Melawan, Ini Alasannya

Menurut Hasto, kehadiran 10 ribu orang yang datang serentak pada hari ini ke bank sampah dengan membawa kardus, kertas, hingga plastik merupakan simbol bahwa perubahan itu nyata.

"Sebetulnya ini hanya menandai bahwa proses rekonstruksi sosial itu terjadi dan itu yang harus terus kita kerjakan," tegasnya.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa pekerjaan besar justru dimulai setelah rekor ini.

Pihaknya bersama masyarakat perlu untuk bekerja lebih keras untuk mempertahankan rekor itu dan terpenting meningkatkan kesadaran.

"Kalau saya ditanya setelah ini apa, ini kerja berat, karena rekonstruksi sosial itu mengubah mindset orang, mengubah perilaku orang. Jadi habis ini kita kerja keras," tegasnya.

Sementara itu, Kepala MURI Semarang, Ari Andriani, menyebut capaian Yogyakarta ini sebagai rekor pertama di dunia dalam hal penyetoran sampah di bank sampah.

Load More