- Sultan Agung memilih Imogiri sebagai makam karena tanahnya gembur, berbeda dengan Giriloyo yang keras.
- Pemilihan Imogiri memiliki makna filosofis mendalam tentang kedekatan dengan Tuhan dan keabadian
- Imogiri menjadi situs penting yang merekam sejarah panjang dinasti Mataram dan budaya Jawa.
Selain itu, Imogiri juga dianggap sebagai tempat yang sakral dan memiliki energi spiritual yang tinggi, cocok untuk peristirahatan terakhir para pemimpin kerajaan.
Sultan Agung sendiri dikenal sebagai raja yang sangat religius dan memiliki pemahaman mendalam tentang kosmologi Jawa.
Ia percaya bahwa lokasi pemakaman akan memengaruhi perjalanan roh setelah kematian dan juga memberikan keberkahan bagi keturunannya.
Dengan memilih Imogiri, ia berharap agar arwah para raja dapat bersemayam dengan tenang dan terus memberikan perlindungan bagi Kerajaan Mataram.
Struktur dan Tata Letak Makam
Kompleks makam Imogiri dibangun dengan arsitektur khas Jawa yang megah dan penuh simbolisme. Tangga-tangga batu yang curam mengarahkan peziarah menuju puncak bukit, di mana makam-makam raja berada.
Setiap makam memiliki cungkup dan nisan yang dihiasi ukiran indah, mencerminkan status dan kemuliaan para raja.
Selain makam raja-raja Mataram, di Imogiri juga terdapat makam para kerabat dan abdi dalem yang setia.
Hal ini menunjukkan bahwa Imogiri tidak hanya menjadi tempat peristirahatan para raja, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kesetiaan dalam lingkaran kerajaan.
Baca Juga: Aksi Perampasan terhadap Emak-Emak di Depan SMA 1 Imogiri Terekam CCTV, Begini Nasib Pelaku
Imogiri dalam Lintasan Sejarah
Sejak Sultan Agung dimakamkan di Imogiri pada tahun 1645, kompleks pemakaman ini terus menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi raja-raja Mataram berikutnya, termasuk raja-raja dari Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Hal ini menjadikan Imogiri sebagai situs sejarah yang sangat penting, merekam jejak panjang dinasti Mataram dan perkembangan kebudayaan Jawa.
Hingga saat ini, Imogiri masih menjadi tujuan ziarah bagi banyak orang, baik dari kalangan keraton maupun masyarakat umum.
Mereka datang untuk menghormati para leluhur, memanjatkan doa, dan merenungkan sejarah panjang yang terukir di bukit suci ini. Keberadaan Imogiri menjadi pengingat akan kejayaan masa lalu dan warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Buntut Keracunan Siswa, Pemkab Bantul Panggil Seluruh SPPG Cegah Insiden Serupa
-
Cuaca Ekstrem Ancam DIY: Dua Kabupaten Tetapkan Status Siaga
-
Di Samping Sang Ayah: Posisi Makam Raja PB XIII Terungkap, Simbol Keabadian Dinasti Mataram?
-
Jalur yang Dilewati Iring-iringan Jenazah PB XIII di Yogyakarta, Polda DIY Siapkan Pengamanan Ekstra
-
Tragedi Prambanan: Kereta Bangunkarta Tabrak Kendaraan, Palang Pintu Tak Berfungsi?