- Praktik pemasungan ODGJ di Sleman diklaim berkurang dan tidak ditemukan
- Pemkab Sleman bahkan mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan praktik tersebut
- Pendampingan dan rehabilitasi yang dilakukan Pemkab Sleman cukup berhasil
SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mengklaim praktik pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) secara individu kini hampir tidak ditemukan lagi.
Hal ini menunjukkan kesadaran yang mulai terbangun di masyarakat soal penanganan kesehatan jiwa.
"Kalau pemasungan individu, saya kira sudah menurun tajam sekali, bahkan hampir dikatakan tidak ada," kata Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama, dikutip, Minggu (9/11/2025).
Cahya menjelaskan, pemerintah kini mulai menertibkan praktik tersebut dan memberikan pendekatan baru.
Sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan medis yang layak.
"Kalaupun kita temukan, langsung kita bawa ke Grhasia, kemudian di sana akan dilakukan perawatan awal. Kemudian dia nanti akan ditangani oleh psikolog yang di Puskesmas," ujarnya.
Dicontohkan Cahya, sudah ada beberapa kasus pasien di Sleman yang kini telah hidup produktif setelah mengikuti program komunitas di puskesmas.
Menurutnya, pemberdayaan sosial menjadi kunci agar pasien ODGJ tidak kambuh.
"Yang jadi masalah itu kalau didapatkan, kemudian kita obatkan, pulang ke rumah dipasung atau dimasukkan kamar lagi. Nah, ini pasti akan timbul penyakit jiwa lagi," ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Prabowo: Semoga Diberi Kekuatan dan Kesehatan Pimpin Negara
Dinkes Sleman terus mendorong keluarga dan masyarakat agar menerima kembali pasien gangguan jiwa setelah dirawat.
"Kalau sudah disatukan dengan teman-temannya, disatukan dengan masyarakat, itu dia jarang kumat dan harus minum obat," ungkapnya.
Kesadaran masyarakat dinilai meningkat pesat berkat dukungan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) yang kini aktif hingga tingkat kelurahan.
"Kalau sekarang di Sleman, saya kira mereka sudah dengan TPKJM yang kita turunkan sampai ke tingkat kelurahan, mereka [masyarakat] sudah memahami," tandasnya.
"Mudah-mudahan ini sudah dipahami semua kalau untuk kesehatan jiwa, karena sudah lama kita garap," imbuhnya.
Menurut data Dinkes Sleman, capaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk ODGJ berat terus meningkat, dari 98,44 persen pada 2022 menjadi 100 persen pada 2024.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
ODGJ di Sleman Kembali ke Masyarakat: Ini Strategi Dinkes yang Diklaim Berhasil
-
Jangan Sampai Terlambat, Prediabetes Mengintai Anak Muda: Kenali Risikonya & Cara Mengatasinya
-
Prabowo Turun Tangan, Indonesia Kirim Kontingen Terbesar ke SEA Games Berkuda, Target Emas
-
Kasus Bunuh Diri Meningkat Tiga Tahun Terakhir di Sleman, Tekanan Ekonomi Jadi Pemicu Utama
-
DANA Kaget Hari Ini, Jangan Sampai Ketinggalan! Ini Link Aktif Saldo Gratis untuk Warga Jogja