Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 12 Desember 2025 | 09:04 WIB
Ilustrasi Jalan Rusak di Sleman. (Pixabay)
Baca 10 detik
  • Sebanyak 23,14 persen dari total 699,5 km jalan kabupaten di Sleman berkategori tidak mantap berdasarkan survei tahun 2024.
  • Pemkab Sleman fokus perbaikan jalan rusak jelang Nataru meliputi jalur mudik, wisata, dan area terdampak Proyek Strategis Nasional.
  • Penanganan kerusakan jalan dilakukan bertahap hingga 2029 dengan optimalisasi anggaran rutin tanpa pos tambahan khusus.

SuaraJogja.id - Ratusan kilometer jalan di Kabupaten Sleman masuk dalam kategori rusak ringan hingga berat. Saat ini Pemkab Sleman tengah melakukan percepatan penanganan, terutama jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Melansir data dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman, hasil survei kondisi jalan tahun 2024 menunjukkan bahwa masih ada ada 23,14 persen yang masuk kategori tidak mantap.

Prosentase itu terdiri dari 150,60 kilometer atau 21,53 persen jalan yang masuk kategori rusak ringan. Sedangkan 11,25 km atau 1,61 persen kategori rusak berat.

Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Sleman, Fauzan Ma'ruf menuturkan bahwa total panjang jalan kabupaten mencapai 699,5 kilometer. Saat ini pihaknya tengah berfokus untuk pemeliharaan dan perbaikan untuk sejumlah ruas jalan rusak tersebut.

Fokusnya pada jalur utama mudik, jalan wisata, serta ruas-ruas yang terdampak proyek strategis nasional (PSN).

Kepala Bidang Bina Marga DPUPKP Sleman, Fauzan Ma'ruf, mengatakan pihaknya melakukan percepatan pemeliharaan dan perbaikan harian untuk mengejar masa libur panjang Nataru.

"Untuk (persiapan) Nataru kita proses terus. Jadi ruas-ruas yang hasil survei yang perlu segera kita tangani, kita tangani dulu, yang lalu lintas tinggi, sebagian untuk jalur utama mudik, ke tempat wisata, kita tangani dulu," kata Fauzan, Kamis (11/12/2025).

Diakui Fauzan, sejumlah ruas yang masuk kategori tidak mantap juga berada di sekitar dua proyek PSN yakni Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen. 

Aktivitas konstruksi di dua koridor ini ikut memberi tekanan pada jalan kabupaten yang menjadi akses mobilitas alat berat. Fauzan merinci lokasi kerusakan yang terdampak proyek tol tersebar di beberapa titik di Sleman.

Baca Juga: Peduli Satwa Dilindungi, Bocah Sleman Serahkan Trenggiling Temuan ke BKSDA Yogyakarta

"Banyak yang akses dari Cebongan, Sanggrahan itu, kemudian di barat, Godean, lalu Pundong ke selatan itu akses tol, kemudian Jalan Cangkringan yang Kalasan," ungkapnya.

Total kerusakan akibat dampak aktivitas PSN disebutkan mencapai sekitar tujuh kilometer. Meski masuk kategori rusak ringan, perbaikan dilakukan terus-menerus sebab kondisi jalan kerap mengalami lubang dan retak.

Koordinasi perbaikan pun dilakukan Pemkab Sleman kepada kontraktor tol. 

Terkait anggaran, Fauzan bilang bahwa penanganan jelang Nataru tidak memiliki pos tambahan khusus. Pekerjaan dilakukan dengan memaksimalkan anggaran rutin yang tersedia.

"Tidak ada anggaran khusus, ikut anggaran yang saat ini ada. Optimalisasi dengan anggaran yang terbatas," ujarnya.

Adapun rencana perbaikan ratusan kilometer jalan di Bumi Sembada itu akan dilakukan bertahap hingga 2029 mendatang. Setidaknya anggaran total yang dibutuhkan untuk perbaikan mencapai Rp672 miliar.

Load More