Pemda DIY Putar Otak Tangani Ancaman Longsor di Makam Raja Mataram

Namun, hingga kini Pemda DIY masih belum menemukan solusi jitu untuk mengamankan lokasi longsor yang tanahnya masih labil.

Agung Sandy Lesmana
Selasa, 19 Maret 2019 | 21:59 WIB
Pemda DIY Putar Otak Tangani Ancaman Longsor di Makam Raja Mataram
Sekda DIY Gatot Saptadi saat umukan status tanggap darurat. (Suara.com/Sri Handayani)

SuaraJogja.id - Banjir dan tanah longsor yang melanda Yogyakarta tak hanya mengancam permukiman warga, namun juga kawasan cagar budaya. Komplek Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul merupakan salah satu wilayah strategis yang terdampak.

Kekinian, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY masih mencari cara untuk mengamankan area tanah longsor yang masih mengancam keselamatan warga maupun bangunan cagar budaya yang ada.

"Tadi rapat kali ini khusus untuk membahas kawasan kasultanan. Ternyata ada wilayah kawasan strategis yang harus ditangani," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi di Kantor Gubernur DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (19/3).

Penanganan area ini dianggap darurat karena merupakan kawasan cagar budaya. Namun, hingga kini Pemda DIY masih belum menemukan solusi jitu untuk mengamankan lokasi longsor yang tanahnya masih labil.

Baca Juga:Menkeu Sri Mulyani: APBN sampai Februari 2019 Masih Defisit

Untuk sementara, ada tiga langkah yang akan dicoba sebagai persiapan pengamanan. Pertama, untuk meminimalisasi kerusakan yang lebih besar, Dinas Pekerjaan Umum (PU) berencana untuk melakukan pemasangan terpal.

Sekretaris BPBD DIY Heru Suroso mengatakan penutupan terpal dilakukan untuk melindungi area longsor dari air hujan. Area yang perlu ditutup terpal mencapai mencapai sekitar 4.500 meter persegi. Dibutuhkan sekitar 100 buah terpal berukuran 5 x 9 meter.

"Terpal itu sudah kita dorong sejak kemarin. Tapi gimana masangnya itu sampai sekarang masih," kata Heru.

Pemasangan terpal masih belum dapat dilakukan hingga hari ini karena posisi tanah yang terlalu tegak dan curam. Selain itu, tanah yang telah longsor itu masih sangat labil. Kendati ada petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD yang berani mengambil risiko, namun pihaknya ingin memastikan bahwa proses pemasangan berlangsung aman dan tidak menimbulkan korban baru.

Selain pemasangan terpal, ada alternatif lain untuk menggunakan teknologi cement sprayer atau menyemprotkan semen ke area longsor. Cara ini diharapkan dapat membuat tanah menjadi lebih solid. Namun, kata Heru, cara ini justru mengkhawatirkan karena tanah yang labil bisa ambrol saat dipasang semen.

Baca Juga:KPU Alami Kendala Teknis Saat Coklit Data Pemilih Pemilu 2019

Saat ini BPBD masih terus melakukan analisa untuk mencari solusi darurat mengatasi permasalahan ini. Hal ini tidak boleh ditunda-tunda, mengingat intensitas hujan diperkirakan masih akan tinggi hingga 20 Maret.

"Kira-kita punya ide alternatif, diberikan kepada kita gitu," ujar Heru.

Kontributor : Sri Handayani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini