Setelah 14 Tahun Menanti, Penjual Koran Asal Jogja Ini Bakal Berhaji

Sodiqin mulai menabung sejak Tahun 2005 dengan menyisihkan sebagian pendapatannya sebagai penjual koran.

Chandra Iswinarno
Kamis, 11 Juli 2019 | 18:23 WIB
Setelah 14 Tahun Menanti, Penjual Koran Asal Jogja Ini Bakal Berhaji
Sodiqin Zaenudin Sholeh (kiri) saat berkunjung ke Kantor Harian Jogja, Kamis (11/7/2019). [Harian Jogja]

SuaraJogja.id - Perjalanan seseorang untuk bisa menyempurnakan rukun Islam terkadang dipenuhi dengan perjuangan yang dirintisnya sejak bertahun-tahun sebelumnya. Hal ini pula yang dialami seorang calon jemaah haji asal Yogyakarta, Sodiqin Zaenudin Sholeh.

Bagi Sodiqin yang kesehariannya bekerja sebagai penjual koran, menunaikan ibadah haji merupakan impian yang akhirnya bisa diwujudkan pada tahun ini.

"Saya itu sering diundang kalau ada acara terkait haji. Sudah lama saya membayangkan, kapan bisa naik haji," tutur pria, 53, tahun itu saat bercerita di Kantor Harian Jogja - jaringan Suara.com pada Kamis (11/7/2019).

Untuk mencapai tujuan mulianya, Sodiqin mulai menabung sejak Tahun 2005 dengan menyisihkan sebagian pendapatannya sebagai penjual koran.

Baca Juga:Kisah Nenek Maryani: Naik Haji karena Barang Rongsokan

Baru kemudian pada Tahun 2011, ia memiliki cukup modal untuk mendaftarkan diri sebagai calon haji. Namun warga Maguwoharjo, Depok, Sleman ini pun masih harus menunggu selama delapan tahun untuk bisa berangkat ke Mekkah. Selain karena panjangnya daftar antre haji, ia harus punya uang untuk melunasi biaya perjalanan.

"Itu pun saya masih bersyukur, sekarang ini masa tunggu haji bisa sampai 22 tahun," kata dia.

Jika tak ada aral melintang, rencananya 14 Juli 2019 mendatang, Sodiqin bersama istrinya Indah Kurniasih Sutikno bakal bertolak dari DIY menuju tanah suci.

Meski begitu, Sodiqin mengenang masa-masa sulitnya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk bisa memenuhi panggilan Tuhan. Bukan perkara gampang kata Sodiqin di tengah naik turun industri penerbitan media cetak saat ini.

Namun, ia memilih bertahan menjual koran sebagai sumber penghasilan satu-satunya. Bahkan, ia sempat melibatkan anaknya saat masih sekolah dasar berjualan majalah di sekolah agar penjualan koran yang digelutinya sejak 1987 tak berhenti.

Baca Juga:Kumpulkan Uang Sejak 2004, Penarik Becak Ini Bisa Ajak Istri Naik Haji

“Sejak 1987 saya sudah jualan koran, jadi loper koran di jalan. Saya tetap memilih pekerjaan ini karena sudah jalan saya di sini. Jadi saya tetap bertahan dengan kondisi jatuh bangun,” paparnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini