Bantah Sesat, Al Khowas: Gus Dur Pernah Nunggu 4 Jam Mau Ketemu Habib

"Seperti itu kok dikatakan pelecehan. Pelecehan dari mana,"tegasnya.

Agung Sandy Lesmana
Selasa, 10 September 2019 | 23:49 WIB
Bantah Sesat, Al Khowas: Gus Dur Pernah Nunggu 4 Jam Mau Ketemu Habib
Pengajar di tempat tersebut Muhammad Hafiun menyatakan Al Khowas sebetulnya bukan pondok pesantren. [Suara.com/Julianto]

SuaraJogja.id - Majelis Dzikir Al Khowas menganggap persoalan pemindahan makam Muhammad Hadi Wiyono dari kompleks mereka ke makam umum Kuncen Yogyakarta sudah tidak perlu dipermasalahkan. Namun, Al Khowas merasa heran dengan tudingan jika majelis zikir ini mengajarkan ajaran sesat.

"(Jenazah) mau dibawa sudah tidak apa-apa. Yang jadi masalah ini muncullah persoalan aliran ajaran sesat. Ajaran-ajaran itu berarti ada pengajarnya, ada yang diajarkan. Dan itu hak saya bukan itu pembimbing (Habib),"ujar Pengajar Majelis Dzikir Al Khowas Muhammad Hafiun. 

Hafiun menjelaskan Habib sebenarnya merupakan pembimbing majelis ini. Di mana ketika ada jamaah yang 'bengkok' maka Habib yang muncul. Habib akan datang memarahi jamaah tersebut. Dan ketika marah, maka juga pernah ada kata-kata kasar seperti halnya orang ketika marah. Namun untuk urusan pengajaran, Hafiun yang bertugas menjadi penanggungjawab.

Petugas kemenag dan KUA Sleman menunjukkan kitab yang diajarkan di Al Khowas. (Julianto).
Petugas kemenag dan KUA Sleman menunjukkan kitab yang diajarkan di Al Khowas. (Julianto).

Menurutnya, pengajian berarti ajaran-ajaran itu adalah ada yang mengajar dan ada materi yang diajarkan. Di mana semuanya bersumber dari kitab atau dengan kata lain, sebetulnya Al Khowas ini ajarannya sama dengan NU, cuma Al Khowas tidak mau pasang plang nama NU.

Baca Juga:Ngaku Bertemu Allah SWT, Yahya Bikin Pengajian di Makam Syiah Kuala

"Untuk menilai kita ini sesat apa enggak maka harus mengikuti dulu majelis kami. Lha ini mereka (ormas) sama sekali belum pernah ikut pengajian saya. Saya baru ketemu hari Sabtu pas ke sini mau ambil jenazah,"ujarnya.

Majelis Zikir Al Khowas, kata dia,  bersumber dari kitab-kitab yang sudah tidak asing lagi. Dalam pengajian ini, juga ada salawat selain syair tentang memuji Rasulullah. Dan almarhum ini adalah ahli kitab Burdah. Hafiun sendiri mengaku sedih karena almarhum hafal dengan kitab Burdah.

Oleh karena itu, Cak Nun pimpinan Kyai Kanjeng pernah mengatakan almarhum ahli burdah. Jika ada pendapat yang mengatakan almarhum diajarkan Ustaz di AlKhowas ajaran sesat dan diajak minum minuman keras, menurutnya hal tersebut sangat keji.

"Padahal ini apa? ini amalan orang para waliyullah semua, para ulama-ulama dia (almarhum) ada. yang hafal ini (burdah) di ijazahkan oleh Habib itu dia kemudian dia menghafal inilah yang dibaca almarhum," katanya. 

Jika ada yang menyebutkan ajaran Al Khowas ajaran sesat, Habib yang ngajar mabuk-mabukan dan ada lagi menuding melakukan pelecehan seksual karena berhubungan badan dengan jamaah, Hafiun sangat menyayangkan hal tersebut. Sebab, jamaah yang ada di Majelis Dzikir Al Khowas adalah jamaah laki-laki semua.

Baca Juga:Ngaku Bertemu Allah dan Nabi Muhammad 22 Kali, Pengajian Abi Dibubarkan

Habib, lanjut Hafiun memang jarang keluar dan tidak pernah ada yang mengetahui kapan akan keluar. Sesekali Habib memang keluar untuk melihat para jamaah melakukan dzikir. Bahkan seorang Gus Dur pun sangat kesulitan untuk bertemu dengan Habib.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak