Ramai #GejayanMemanggil, Ini Jalan Moses Gatotkaca Gejayan yang Bersejarah

Gejayan menjadi titik kumpul para demonstran menuntut tumbangnya rezim Orba yang dipimpin Soeharto.

Dany Garjito
Senin, 23 September 2019 | 11:23 WIB
Ramai #GejayanMemanggil, Ini Jalan Moses Gatotkaca Gejayan yang Bersejarah
Foto aksi aktivis era 80-90an yang dipajang di Rumah 610 di Gang Rode,Jalan Sultan Agung MG II/610, Yogyakarta. Rumah itu sejak era 1980-an, menjadi markas aktivis reformasi 1998. [Suara.com/Somad]

SuaraJogja.id - Gejayan Memanggil menjadi tagar yang berada di trending topic Twitter, Minggu (22/09/2019).

Sebagai informasi, Gejayan merupakan padukuhan yang berada dalam daerah administrasi Kelurahan Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.

Bagi warga Yogyakarta maupun pendatang, Gejayan lebih identik dengan nama jalan yang menjadi salah satu ruas jalan paling rawan macet, Jalan Gejayan.

Kekinian, Jalan Gejayan juga dikenal sebagai Jalan Affandi.

Baca Juga:Banding Diterima, Laga PSIM Yogyakarta Vs Madura FC Bisa Dihadiri Suporter

Kawasan Gejayan dan sekitarnya bisa dibilang sangat strategis.

#GejayanMemanggil, aksi mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta pada Senin (23/9/2019) - (Twitter)
#GejayanMemanggil, aksi mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta pada Senin (23/9/2019) - (Twitter)

Bukan tanpa sebab, pasalnya kawasan Gejayan dekat dengan beberapa perguruan tinggi populer di Yogyakarta.

Di antaranya adalah Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya, dan IST AKPRIND Yogyakarta.

Tak terlalu jauh dari Jalan Gejayan, juga terdapat Universitas Gadjah Mada, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Seperti menjadi titik kumpul dari civitas akademis, Gejayan menjadi saksi perjuangan mahasiswa.

Baca Juga:Cerita Ojol Yogyakarta Dikerjai Sosok Aisyah, dari Malioboro Malah Nyasar

Catatan Suara.com, Gejayan menjadi titik kumpul para demonstran menuntut tumbangnya rezim Orba yang dipimpin Soeharto.

BACA JUGA: Razia Mbah Jenggot dan Matinya Gatutkaca, Lahirnya Reformasi 98

Dalam catatan tersebut, semenjak pagi hari sampai malam tiba, para demonstran terus melakukan pentas seni dan orasi-orasi yang muatannya menuntut Soeharto segera mengakhiri kekuasaannya.

Menjelang malam hari tiba, kerusuhan kerap terjadi. Aparat kepolisian dan tentara mencoba melakukan tindakan represif kepada mahasiswa, dengan tujuan agar mengakhiri serta membatasi gerak mereka.

Ketika Soeharto, di Jakarta, membacakan teks pengunduran dirinya, 21 Mei 1998, terdapat insiden berdarah di Yogyakarta. Seorang mahasiswa bernama Moses Gatotkaca, di dekat Toko Merah.

Moses Gatotkaca adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ia adalah aktivis mahasiswa yang juga kerap ke Gang Rode.

Untuk mengingat peristiwa itu, salah satu nama salah satu gang di sana diberi nama Gang Moses, sebagai bentuk pernghormatan kepada Moses.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak