Korban Klitih di Sore Hari Kena Gangguan Syaraf, Begini Kronologinya

Hingga kini Bagus masih ditempatkan di ruang PICU untuk bayi dan anak.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 08 November 2019 | 12:10 WIB
Korban Klitih di Sore Hari Kena Gangguan Syaraf, Begini Kronologinya
Keluarga korban aksi klitih di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman memberi keterangan saat ditmui di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta - (SUARA/Boaktora)

SuaraJogja.id - Keluarga Bagus Rifki, korban aksi klitih di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, membeberkan kronologi penyerangan pemuda 16 tahun tersebut. Saat ini Bagus tengah dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Ayah Bagus, Yulianto (39), mengungkapkan, insiden terjadi pada pukul 16.30 WIB. Waktu tersebut bertepatan saat Bagus pulang sekolah.

"Waktu itu saya masih kerja mengantar penumpang. Jadi memang tidak tahu persis kejadiannya. Tapi dari cerita teman-temanya, Bagus dilempar batu oleh sekelompok pelajar lain yang tidak tahu dari sekolah mana. Kejadiannya berada di sekitar SMAN 1 Tempel," ungkap Yulianto pada SuaraJogja.id, Kamis (8/11/2019).

Ia mengungkapkan, Bagus sempat tak sadarkan diri dengan darah berceceran. Pelajar 16 tahun ini pun langsung dilarikan ke rumah sakit At-Taurat, Godean untuk penanganan pertama. 

Baca Juga:Anak Sekolah Pelaku Begal Klitih di Sleman, Begini Tindakan Polisi

"Saya langsung menuju rumah sakit itu. Jadi dari telinga dan hidungnya keluar darah segar akibat dilempar batu itu. Pelipis kanannya sobek cukup lebar hingga harus dijahit," katanya.

Suasana rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta - (SUARA/Boaktora)
Suasana rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta - (SUARA/Boaktora)

Tak hanya itu, Yulianto menjelaskan, harus membawa anaknya pindah ke RS Gamping untuk CT Scan. Dia juga harus berpindah ke RS lain untuk mencari dokter syaraf. Yulianto lantas beranjak ke Yogyakarta karena tidak ada RS di Sleman yang bisa menangani gangguan syaraf.

"Saya sampai pusing mencari rumah sakit. Di samping harus CT Scan dan penanganan pertama, sejumlah RS di Sleman dan Yogyakarta hampir penuh semua,. Untungnya PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdapat kamar kosong," jelasnya.

Hingga kini Bagus masih ditempatkan di ruang PICU untuk bayi dan anak. Kondisinya sudah lebih baik, tetapi masih dalam keadaan lunglai.

Sebelumya, publik digegerkan dengan kabar klitih yang terjadi di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman. Melalui Facebook, Rabu (6/11/2019), Roe Kiosi menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada Selasa (5/11/2019). Roe Kiosi mengatakan, pelaku melancarkan aksinya bermodal batu di sore hari, sekitar pukul 16.30 WIB.

Baca Juga:Polisi Akui Sleman Rawan Klitih, Kejadiannya Berkala

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini