Soal Mapel Materi Khilafah, Begini Kata Pengasuh Ponpes Al Munawwir Krapyak

Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak sudah memiliki kajian, yaitu Kitab Kuning, sehingga itu yang mereka yakini dan jadikan dasar

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 12 Desember 2019 | 15:21 WIB
Soal Mapel Materi Khilafah, Begini Kata Pengasuh Ponpes Al Munawwir Krapyak
Menag Fachrul Razi berkunjung ke Ponpes Al Munawwir Krapyak Bantul, Kamis (12/12/2019).. - (SUARA kontributor/Julianto)

SuaraJogja.id - Menteri Agama (Menag) Jenderal (Purn) Fachrul Razi kembali menegaskan soal rencana memindahkan materi khilafah dari mata pelajaran (mapel) fikih ke sejarah Islam, saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Munawwir Krapyak, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Saat dimintai tanggapan, Pengasuh Ponpes Al Munawwir Krapyak Ahmad Sidqi enggan berkomentar banyak tentang penghapusan materi khilafah dan perang tersebut dari mapel fikih. Sebab, selama ini di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak semua kurikulumnya berdasarkan salafiah untuk pelajaran SMP dan SMA.

"Terus ditambah dengan pengajian-pengajian itu," tutur Ahmad di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Kamis (12/12/2019).

Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak sudah memiliki kajian, yaitu Kitab Kuning, sehingga itu yang mereka yakini dan jadikan dasar. Menurutnya, pendirian negara ini juga telah diramu sedemikian rupa oleh pendahulu bangsa ini, yang bisa mengakomodasi semua warga negara dengan segala perbedaannya, sehingga bisa menjadi negara yang kuat.

Baca Juga:Ekspor Perdana Isuzu Traga, Ini Target Presiden bagi Ekspor Otomotif

Seperti diketahui bersama, negara Indonesia ini disokong dan didukung oleh berbagai suku bangsa yang memiliki perbedaan. Sementara, negara Arab juga terdiri dari beberapa negara.

"Jadi ya kita pertahankanlah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita ikut pemerintah, apa pun yang menjadi keputusan pemerintah ya kita ikuti," tandas Ahmad.

Dalam keterangannya, Fachrul mengatakan, memasukkan materi khilafah ke mapel sejarah Islam adalah langkah yang paling populer dibanding penghapusan materi khilafah itu sendiri.

"Jadi mata pelajaran khilafah dimasukkan ke mata pelajaran sejarah Islam, bukan ke fikih," ujarnya, Kamis (12/12/2019), di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak.

Kontributor : Julianto

Baca Juga:Deretan Tanda Gangguan Kecemasan, Apakah Anda Mengalaminya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak