Banyak Sampah di Laut, Tim Kesulitan Cari Korban Tenggelam di Pantai Slili

Di samping itu, pencarian juga terhambat kemunculan ubur-ubur.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 19 Desember 2019 | 19:54 WIB
Banyak Sampah di Laut, Tim Kesulitan Cari Korban Tenggelam di Pantai Slili
Ilustrasi sampah di laut - [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Sejak terjadi peristiwa tenggelamnya dua orang di Pantai Slili, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (18/12/2019), pencarian terus dilakukan, tetapi hingga Kamis (19/12/2019), belum membuahkan hasil.

Berbagai kendala ditemui tim gabungan yang dikomandoi Search and Rescue Satuan Perlindungan Masyarakat (SAR Satlinmas) Wilayah Operasi II Pantai Baron Kabupaten Gunungkidul. Di antaranya yakni banyaknya sampah di laut hingga kemunculan ubur-ubur.

Padahal, beragam perlengkapan telah dipersiapkan dan tak sedikit personel yang dikerahkan untuk melakukan pencarian.

"Pencarian tidak hanya menggunakan kapal dan pengamatan dari tebing. Sebab, tim selam dan bantuan drone juga dikerahkan, tapi hasilnya masih nihil," kata Marjono kepada wartawan, dikutip dari HarianJogja.com -- jaringan Suara.com.

Baca Juga:Dibunuh Polisi saat Demo Tolak RUU, Nama Randi dan Yusuf Diabadikan di KPK

Kuatnya arus di permukaan dan kondisi di dasar yang dingin, kata Marjono, membuat tubuh kedua korban sulit mengapung.

"Di dasar juga banyak sampah, sehingga mengganggu dalam pencarian. Apalagi di sekitar lokasi hilang terdapat dua palung yang memanjang ke laut," ujarnya.

Di samping itu, pencarian juga terhambat kemunculan ubur-ubur, yang menyulitkan tim penyelam mencari korban.

"Jelas menganggu karena bisa menyengat tim penyelam," kata Marjono lagi.

Upaya pencarian di laut kemudian dihentikan lantaran hari beranjak petang dan dilanjutkan keesokan hari.

Baca Juga:Cerita Rachel Amanda, Bangun Chemistry dengan Ardhito Pramono

"Untuk sementara kita hentikan dan lanjutkan besok. Mudah-mudahan segera ada hasilnya dalam pencarian," tutur Marjono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini