Pasca-penemuan Kerangka di Septic Tank Bangunjiwo, Warga Pilih Tutup Mulut

Atun, yang sengaja menginap di rumah Waluyo, mengungkapkan kedatangannya ke rumah saudara untuk bersilaturahmi.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 23 Desember 2019 | 11:41 WIB
Pasca-penemuan Kerangka di Septic Tank Bangunjiwo, Warga Pilih Tutup Mulut
Tiga petugas kepolisian mengecek tempat penemuan kerangka manusia di Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Senin (23/12/2019) - (SUARA/Baktora)

SuaraJogja.id - Aktivitas warga di Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul terlihat cukup sepi sejak pukul 08.30 WIB, Senin (23/12/2019).

Sehari sebelumnya, Minggu (22/12/2019), mereka digegerkan penemuan kerangka manusia utuh di sebuah resapan septic tank (tangki septik) rumah milik Warga bernama Waluyo.

Meski sepi, di selasar rumah bercat kuning tersebut ada empat orang yang tengah berbincang-bincang. SuaraJogja.id pun mendekat untuk mencari tahu informasi lebih jauh terkait penemuan kerangka itu.

"Kalau mau lebih jelasnya ke Pak Waluyo saja, yang punya rumah di sini. Pak Waluyo ini sedang berada di kantor Polsek Kasihan untuk dimintai keterangan," kata Atun, salah seorang kerabat jauh Waluyo.

Baca Juga:Pemilik Bajaj Tertimpa Menara BTS RRI Berharap Uang Ganti Rugi Cepat Cair

Atun, yang sengaja menginap di rumah Waluyo, mengungkapkan kedatangannya ke rumah saudara untuk bersilaturahmi.

"Jadi hari Minggu saya berencana silaturahmi ke rumah dia [Waluyo]. Saya datang sekitar jam 20.00 WIB dan kaget banyak orang di rumah saudara saya ini. Lebih kaget lagi ketika ada polisi. Setelah saya bertanya, ternyata ada penemuan kerangka itu. Saya menginap di sini," jelas dia.

Tak banyak Atun menceritakan soal insiden penemuan kerangka itu. Namun, sesekali ia menuturkan bahwa kejadian itu tidak dia duga.

"Karena saya kerabat jauh, saya tidak menduga saudara saya terlibat persoalan ini. Saya jarang ngobrol dengan dia [Waluyo]. Biasanya istri saya yang sering berbicara, karena istri saya dekat dengan kakaknya [Waluyo] itu," ujar Atun.

Lokasi dengan tiga bangunan yang terdiri dari rumah utama, kandang sapi, dan kamar mandi itu mulai terlihat ramai sekitar pukul 09.45 WIB.

Baca Juga:Tetap Beroperasi, FPI Tak Bubar Meski Tak Terdaftar Resmi Sebagai Ormas

Sebuah mobil datang. Dari dalam keluar tiga orang yang diketahui petugas kepolisian. Setelah memberi salam kepada penghuni rumah, mereka langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP).

Tak banyak bicara, dua dari tiga orang berpakaian kemeja lengan pendek ini menerobos garis polisi dan berusaha membuka septic tank yang telah tertutup. Namun mereka gagal membuka lantaran penutup cukup berat untuk dipindahkan.

Salah seorang di antaranya pun mencari bambu panjang untuk melakukan pengukuran. Setelah berdiskusi, mereka mengambil kesimpulan bahwa kedalaman septic tank berkisar tiga meter.

Dari pantauan SuaraJogja.id pukul 09.55 wib, istri Waluyo, yang berkerudung hijau lumut, keluar dari rumah. Mengenakan pakaian rapi, istri Waluyo diantar dengan sepeda motor ke suatu tujuan, yang, menurut Atun, kemungkinan adalah Mapolsek Kasihan.

"Kemungkinan dipanggil Polsek. Ya tidak tahu apa benar ke sana atau tidak. Sementara ini saya hanya menjaga rumah pemiliknya," ungkap Atun.

Hari semakin siang, aktivitas di lokasi penemuan kerangka manusia ini masih terlihat sepi. Tak ada aktivitas ramai, dan beberapa warga yang menunggu rumah hanya menonton televisi di ruang tamu.

Kasus penemuan kerangka sendiri masih diselidiki oleh kepolisian. Polisi juga telah membawa kerangka ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum. Pihaknya belum bisa memastikan apakah jasad tersebut salah seorang warga di Dusun Karangjati, Kasihan, Bantul.

"Kami masih melakukan visum dan memeriksa saksi. Kasus ini terus kami selidiki untuk mengetahui siapa kerangka itu," ungkap Kapolsek Kasihan Kompol Y Tarwoco.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini