Perekonomian Dunia Masih Muram, Akademisi Dorong Pengusaha Swasta Investasi

Pemkab Sleman berupaya untuk membuka keran selebar-lebarnya bagi investor yang ingin menanamkan investasinya di wilayah Kabupaten Sleman.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 16 Januari 2020 | 12:25 WIB
Perekonomian Dunia Masih Muram, Akademisi Dorong Pengusaha Swasta Investasi
Dekan FBE UII Jaka Sriyana - (Suara.com/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Akademisi mendorong lebih banyak pengusaha swasta yang berinvestasi di Indonesia. Akademisi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII), Eko Atmadji, mengatakan, pada 2020, perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh 5 persen dengan inflasi sekitar 3 persen.

"Perekonomian dunia masih muram, karena diwarnai perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat, serta masih belum bersinarnya perekonomian Eropa. Dalam situasi seperti ini, perekonomian Indonesia memerlukan injeksi dari investasi yang besar, agar [prediksi] angka pertumbuhan ekonomi tidak meleset," kata ketua penyelenggara Simposium Business and Economic Outlook Indonesia 2020, bertajuk "Besarnya Kebutuhan Investasi", Kamis (16/1/2020).

Dengan mengandalkan peran swasta di dunia bisnis Indonesia, gerak investasi menjadi lebih luwes dan dinamis karena swasta tidak dihalangi aturan-aturan internal BUMN, alias swasta adalah swasta.

"Efek berlapis dari investasi dapat lebih ditingkatkan, jika pelaku investor tidak hanya BUMN," ujarnya.

Baca Juga:Penasaran, Ratusan Orang Tonton Detik-detik Pembunuhan Hakim Jamaluddin

Hanya saja, ada beberapa hal yang masih akan menjadi tantangan untuk investasi di Indonesia, mulai dari tumpang tindih aturan, kelembagaan, aturan perpajakan yang tidak business friendly, dan kualitas SDM yang kurang mendukung. Selain itu, masalah pertanahan yang pelik dan kurangnya ketersediaan infrastruktur juga perlu dihadapi.

Dekan FBE UII Jaka Sriyana menyatakan, selain investasi tadi, ada sejumlah langkah yang bisa diambil oleh pemerintah RI untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, misalnya menurunkan suku bunga bank komersial. Pasalnya, saat ini walau suku bunga di bank sentral sudah berada pada posisi di bawah 5 persen, tetapi di bank komersial, faktanya suku bunga masih di atas 5 persen. Langkah lainnya, belanja infrastruktur negara mulai memprioritaskan proyek yang bersifat short term ketimbang long term.

"Long term memang sangat berdampak di pos belanja, tapi kalau short term dampaknya langsung terlihat, kalau long term kan tidak, bahkan proyeknya saja belum tentu sudah jadi kan," paparnya.

Kala ditanya situasi di DIY, Jaka melihat perekonomian dan inflasi DIY cenderung stabil. Namun untuk bisa terus meningkatkan perekonomian, utamanya dari sisi pemerataan ekonomi.

"Kabupaten dan kota di DIY kan punya potensi dan kekuatan masing-masing yang berbeda-beda ya. Misalnya Kulon Progo dengan YIA dan Sleman dengan UMKM serta pendidikannya," kata dia.

Baca Juga:Curi Kereta Bayi hingga Toa di SD, Kuli Bangunan Dibekuk Polisi

Sementara itu, terpisah, Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya untuk membuka keran selebar-lebarnya bagi investor yang ingin menanamkan investasinya di wilayah Kabupaten Sleman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak