Hajatan Suguhkan Daging Sapi Mati Mendadak, Antraks Tersebar di Gunungkidul

Jumlah warga yang diduga terpapar antraks tersebut cukup banyak karena memang masih adanya tradisi Brandu di wilayah Gunungkidul.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 16 Januari 2020 | 14:54 WIB
Hajatan Suguhkan Daging Sapi Mati Mendadak, Antraks Tersebar di Gunungkidul
[Ilustrasi] Pedagang daging sapi di lapak Pasar Rumput, Jakarta, Senin (25/1). [suara.com/Oke Atmaja]

Laporan tersebut sebagai upaya agar masyarakat tidak menjual, apalagi mengonsumsi bangkai sapi atau kambing. Jika saja kambing atau sapi yang mati mendadak dikubur, kata dia, maka tidak terjadi kasus antraks di wilayah Gunungkidul untuk yang kali kedua.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Retno Widiastuti menuturkan, penyebab penyakit antraks adalah bakteri. Spora bakteri tersebut ada di dalam tubuh sapi atau hewan ternak lainnya yang terpapar. Jika masih di dalam tubuh hewan, maka spora bakteri antraks tersebut sifatnya jinak.

"Spora ini bertambah ganas ketika sapi tersebut disembelih dan spora ini bersinggungan langsung dengan udara bebas," terangnya.

Oleh karena itu, pihaknya memang melarang hewan-hewan ternak yang sakit ataupun mati mendadak untuk disembelih karena spora bakterinya akan langsung menyebar dan bisa menular ke manusia. Jika langsung dikubur, maka spora tersebut masih ada di dalam tubuh sapi yang mati mendadak tersebut hingga lama-kelamaan ikut mati.

Baca Juga:Pemerintah: Sudah Pedulikah Terhadap Masalah Sampah Plastik?

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini