"Kami mengirimnya dalam partai besar ke Jakarta, bukan ke wilayah DIY, karena memang pasar kami di Jakarta saja," terang dia.
Kendati demikian, pihaknya mengaku ada penurunan permintaan pengiriman babi lantaran virus ASF.

"Ya mulai ada penurunan permintaan dari sana [Jakarta]. Dampaknya memang berpengaruh kepada peternak seperti kami. Namun untuk masalah apakah ada babi mati karena virus ASF di Jogja sendiri, kami belum melihat kasusnya," ungkap dia.
Salah seorang pedagang olahan babi, Eko Samudera (65), menerangkan bahwa akhir-akhir ini warung jualannya mulai sepi. Namun pihaknya tak memastikan berkurangnya pembeli lantaran penyebaran virus ASF itu.
Baca Juga:Positif Benzo, Lucinta Luna Ngotot Berkelit Obat Diduga Ekstasi ke Polisi
"Akhir-akhir ini sedang sepi, tidak tahu pasti apa penyebabnya. Mungkin bisa jadi itu [ASF], tapi beberapa lalu saya memang tidak berjualan," jelasnya.
Pihaknya mengaku tak begitu was-was dengan penyebaran virus ASF yang menyebabkan babi mati.
"Tidak was-was karena memang penyebarannya baru terjadi di luar Jawa. Semoga tidak sampai merebak ke sini," ungkap Eko.