Pit Selawe, Digagas Polres, Didukung Bupati Kulon Progo

Bupati Kulon Progo mendukung penuh gerakan Pit Selawe yang diluncurkan Polres.

M Nurhadi | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 27 Februari 2020 | 19:25 WIB
Pit Selawe, Digagas Polres, Didukung Bupati Kulon Progo
Personel Polres Kulon Progo bersama siswa MAN 2 Wates mengikuti program Pit Selawe di kawasan Kota Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Kamis (13/2/2020). - (ist)

SuaraJogja.id - Bupati Kulon Progo, Sutedjo mendukung penuh gerakan Pit Selawe yang diluncurkan Polres Kulon Progo.

Pit Selawe yang merupakan akronim dari Pit Kanggo Sekolah Lan Nyambut Gawe atau Sepeda Untuk Sekolah dan Bekerja. gerakan ini digagas Polres Kulon Progo guna menekan pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar di Yogyakarta.

"Gerakan ini sangat bermanfaat, kami mendukung penuh," kata Sutedjo saat ditemui langsung di kantornya setelah melakukan promosi Pit Selawe bersama Polres Kulon Progo, Kamis, (27/2/2020) sore.

Program Pit Selawe ini juga bertujuan merangsang minat anak-anak sekolah dan para karyawan kantor serta masyarakat pengguna jalan untuk hidup sehat dengan bersepeda. Kebiasaan itu selain menyehatkan tubuh, juga bermanfaat mendukung upaya Kulon Progo bebas polusi.

Baca Juga:Berbekal Jenglot Andres Merampas Angkot dan Menyandera Sopirnya

Sutedjo menceritakan pengalamannya berdebat dengan salah seorang warga ketika melaksanakan safari tarawih di salah satu kecamatan di Kulon Progo. 

Kala itu, ia menghimbau kepada jemaah untuk tidak mengizinkan putra-putrinya ke sekolah menggunakan kendaran bermotor jika belum punya SIM.

Sutedjo juga menyebut hal tersebut memiliki tujuan mengantisipasi resiko kecelakan. Hal ini karena banyak kalangan yang mengendarai sepeda motor padahal belum cukup umur dan belum memiliki SIM.

"Jadi kalau memang belum cukup umur tentu tidak boleh, hal itu sudah melalui kajian penelitian yang valid, umur-umur yang belum memenuhi syarat pasti jiwanya masih labil. Jadi, terlalu berbahaya untuk mengendarai kendaran bermotor," kenang Sutedjo.

Salah seorang jamaah lantas mendebatnya. Jamaah tersebut  beralasan, para orang tua sibuk dengan pekerjaan dan berbagai hal. Dengan dalih tak ada yang mengantar ke sekolah, lantas mereka mengizinkan anaknya untuk mengendarai sepeda motor sendiri. 

Baca Juga:Tewas Terjepit di Tiang, Sopir Toyota Rush Penabrak Ibu Hamil Ditahan

Mendengar cerita dari salah seorang jamaah, Sutedjo kemudian mengatakan, bahwa sebenarnya angkutan umum dulu masih ada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini