Tolak Omnibus Law, Massa Aksi #GejayanMemanggil Bakal Turun Lagi 9 Maret

Aksi demo #GejayanMemanggil kali ini menolak RUU Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga.

Dany Garjito | Ruhaeni Intan
Minggu, 08 Maret 2020 | 11:12 WIB
Tolak Omnibus Law, Massa Aksi #GejayanMemanggil Bakal Turun Lagi 9 Maret
Para buruh gabungan DIY Jateng melakukan demo tolak RUU Omnibus Law Cilaka di depan kantor DPRD DIY, Rabu (26/2/2020). [Putu Ayu Palupi / Kontributor]

SuaraJogja.id - Massa aksi #GejayanMemanggil bakal kembali turun ke jalan pada Senin (9/3/2020). Kali ini, aksi demo yang bakal diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat tersebut menolak rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga.

Melalui akun Instagram @gejayanmemanggil, massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak ini membeberkan alasan mereka menolak kedua RUU tersebut. Dalam unggahannya di Instagram, mereka menjelaskan keterkaitan antara RUU Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga. Menurut mereka, kedua RUU ini saling terkait dalam melanggengkan eksploitasi pada perempuan.

"Dengan RUU Ketahanan Keluarga dan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, tugas perempuan adalah tinggal di rumah dan merawat laki-laki untuk memastikan dapat senantiasa dieksploitasi di tempat kerja. Sembari perempuan pun dieksploitasi melalui kerja domestik tanpa akhir," tulis mereka via akun Instagram @gejayanmemanggil.

Selain itu, RUU Omnibus Law juga berpotensi menyulitkan perempuan untuk bekerja di luar rumah karena menghilangkan sejumlah cuti seperti cuti haid, cuti melahirkan, dan cuti istirahat jika keguguran.

Baca Juga:Rocky Gerung Sebut Omnibus Law Manjakan Asing Tapi Cekik Buruh

"Perubahan Undang-Undang (UU) 13 tahun 2003 yang dimuat dalam pasal 79-84 di RUU Cipta Kerja Omnibus Law membawa konsekuensi pada penghilangan: cuti haid, cuti hamil tanpa pesangon, cuti melahirkan, cuti istirahat jika keguguran."

Usai seruan untuk turun ke jalan mulai bergulir, tagar #GejayanMemanggil trending di Twitter sejak Sabtu (7/3/2020) hingga Minggu (8/7/2020). Warganet berbondong-bondong memakai tagar tersebut untuk menyerukan berbagai lapisan masyarakat agar turun ke jalan.

"Namanya juga parlemen jalanan, semua elemen masyarakat boleh ikut, termasuk petani. #GejayanMemanggil #GagalkanOmnibusLaw," tulis akun @TaniHitam.

"Awas aja masih ada yang bilang 'mending kuliah daripada demo' dengan alasan nanti IPK jelek, tidak lulus-lulus, dan tidak berprestasi. Aku ajakin FGD dari subuh sampai subuh lagi #GejayanMemanggil," kata akun @ramadhantifir.

Rencananya, titik kumpul akan dilaksanakan di tiga tempat, yaitu Bundaran UGM, Multi Purpose UIN, dan Taman Pancasila UNY. Aksi tersebut akan digelar di sepanjang jalan Gejayan mulai pukul 09.00 WIB dengan agenda Rapat Rakyat: Mosi Parlemen Jalanan.

Baca Juga:Protes Omnibus Law Cilaka, Buruh Wanita: Jangan Cuma Selfie Kawan-kawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak