Empon-empon Banyak Dicari, Segini Harganya di Pasar Wates

Beberapa empon-empon mengalami kenaikan harga.

M Nurhadi
Jum'at, 13 Maret 2020 | 15:20 WIB
Empon-empon Banyak Dicari, Segini Harganya di Pasar Wates
Ilustrasi empon-empon. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJogja.id - Tingginya permintaan empon-empon ikut berdampak pada harga empon-empon di Pasar Wates, Kapanewon Wates dua minggu terakhir.

Salah satu pedagang empon-empon Pasar Wates, Tuminem (78) menuturkan bahwa sejak beberapa waktu terakhir pembeli yang mencari empon-empon dagangannya meningkat dibandingkan biasanya.
Ia menuturkan, meskipun harga empon-empon merangkak naik, pembeli yang mencari empon-empon seperti tak terpengaruhi.

Melansir dari Harianjogja.com, harga jahe emprit yang dijual di Pasar Wates semula dihargai Rp40.000/kg, pada Kamis (12/3/2020) ini naik menjadi Rp60.000/kg. Sementara, harga kunyit stabil di angka Rp8.000/kg, lengkuas Rp8.000/kg, serta temulawak Rp6.000/kg.

"Harga jahe naiknya sampai tinggi sekali. Tapi yang cari memang banyak, buat [minuman] anget-anget. Rata-rata pada beli karena ikut berita," kata Tumiyem.

Baca Juga:Hadang Serangan Covid-19, Fasum Bandara Adisutjipto Disiram Disinfektan

Berita yang ia maksud tk lain terkait virus corona yang sudah menyebar hampir di seluruh dunia. Dia mengungkapkan, beberapa orang juga mencoba membuat minuman empon-empon seperti yang ia buat.

Seperti halnya yang dilakukan Sudiyem, 60. Warga Dusun Wonosidi Lor, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates ini memutuskan membeli sejumlah empon-empon untuk dibuat minuman dengan tujuan menangkal Covid-19. Saat ditemui Harian Jogja, ia tengah membeli temulalawak, kunyit, jahe, dan sereh.

Sudiyem mengaku membeli empon-empon setelah adanya berita bahwa empon-empon ampuh menangkan virus corona.

Meski ia tahu harganya meningkat, ia mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut lantaran ia memang membutuhkan komoditas tersebut.

Naiknya harga terpengaruh pula dengan langkanya komoditas ini di pasaran. Pedagang lain di Pasar Wates, Jumiyem (60) mengaku kesulitan mencari tengkulak, padahal biasanya dia menjualnya.

Baca Juga:WNI Positif Corona Kena di Jakarta, Pemprov DKI Harus Periksa 78 Orang

"Saya cari kencur ke tengkulak masih belum dapat. Terakhir kali harganya naik dari Rp40.000 menjadi Rp60.000/kg," katanya melansir dari Harianjogja.com.

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak