10 RS di Sleman Ditunjuk Bantu RS Rujukan COVID-19, Dinkes Beri Bimtek

Beberapa di antara rumkit tersebut antara lain RS Hermina hingga RS JIH.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 20 Maret 2020 | 12:42 WIB
10 RS di Sleman Ditunjuk Bantu RS Rujukan COVID-19, Dinkes Beri Bimtek
Ilustrasi Virus Corona. [Shutterstock]

SuaraJogja.id - Kabupaten Sleman menambah 10 rumah sakit (RS/rumkit) yang akan turut membantu peranan rumkit rujukan, dalam menangani pasien dengan sejumlah gejala mengarah ke penyakit COVID-19. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Wisnu Murti Yani mengatakan, beberapa di antara rumkit tersebut yaitu RS Hermina, RS JIH, RS Sakina Idaman, RSUD Sleman, hingga RSUD Prambanan.

SDM rumkit yang kemudian ditunjuk diberi bimbingan teknis (bimtek) atau menyesuaikan kompetensi. Dua hari lalu, begitu ada penunjukkan, tim Dinkes datang ke 10 RS tadi, membuat acara bimtek swab tenggorok supaya SDM RS bisa mengambil sampel swab tenggorok, kemudian mengusahakan alat bernama VTM, untuk membawa swab yang diduga virus dari tenggorok itu ke media yang benar, agar selanjutnya dibawa ke lembaga pemeriksanya.

"Jadi rumah sakit yang ditunjuk ini bukan untuk memeriksa virusnya, tapi membantu menangani swab-nya itu dan menangani sementara orang yang diduga dan harus swab tadi," kata dia, Jumat (20/3/2020).

Ia menambahkan, saat ini ruang isolasi yang dibutuhkan sudah tidak harus bertekanan negatif, sehingga 10 RS tadi dianggap siap.

Baca Juga:Instagram Sensor Postingan Gatot Nurmantyo soal Salat Berjamaah

"Punya ruang isolasi dan ada exhaust fan, udara bisa dibawa lari ke luar, [ruang isolasi] itu bisa dipakai, tetapi kalau yang sudah positif [COVID-19] memang dianjurkan untuk tekanan negatif," kata dia.

Ia mengungkapkan, untuk tenaga medis, dokter spesialis paru akan bertindak bila pasien yang masuk mengalami distress sesak napas yang amat sangat dan membutuhkan perawatan khusus paru. Untuk menerapkan teknis seperti ini, tenaga spesialis paru di 10 RS masih mencukupi.

"Tapi kalau semua PDP harus ketemu spesialis paru, ya kita terlambat penanganan. Makanya kami bimtek dokter-dokter yang ahli penyakit dalam cukup banyak dan mereka sudah cukup kompeten. Selain itu untuk dokter UGD dan lainnya, untuk kemampuan level 1 mereka juga sudah siap. Sebetulnya tidak harus [ditangani spesialis] paru semua," ujarnya.

Merujuk RS JIH sebagai salah satu RS yang disebut oleh Dinkes Kabupaten, Public Relation RS 'JIH' Arba'ati kala dihubungi wartawan untuk dimintai keterangan perihal persiapan RS, tak dapat memberikan tanggapan berarti.

"Mohon maaf, kami belum bisa memberikan konfirmasi," kata dia.

Baca Juga:Cegah Wabah Covid-19, Lapas Cipinang Disemprot Disinfektan

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini