SuaraJogja.id - Upaya dunia untuk mencegah dan mengurangi penyebaran wabah COVID-19, yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2, terus dilakukan. Salah satu cara seperti penyemprotan disinfektan dilakukan pemerintah. Di Yogyakarta, seorang dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan boks antiseptik yang bisa menyemprot otomatis ketika seseorang masuk ke dalam boks tersebut.
Mardhani Riasetiawan, nama si pembuat bilik antiseptik ini, mengaku menciptakan alat tersebut hanya dalam sehari semalam. Saat ini, prototipe buatannya sedang diujicobakan di Kantor Ditlantas Polda DIY.
"Ada enam orang yang membuat bilik antiseptik ini. Jadi kami bekerja sama dengan Ditlantas Polda DIY dan covid19gamabox.id untuk membantu mengurangi penyebaran virus corona di tengah kerumunan. Apalagi di kantor Samsat dan di kantor Ditlantas kerap didatangi masyarakat yang mengurus STNK hingga BPKB," kata dosen yang juga sebagai peneliti di Fakultas Mipa UGM itu kepada wartawan, Senin (23/3/2020).
Mardhani membeberkan, pihaknya hanya memanfaatkan sebuah bengkel yang ada di Bantul. Ia sengaja tak membuat di workshop yang ada di kampusnya lantaran UGM telah menutup aktivitas dan kegiatan di dalam kampus.
Baca Juga:Langka dan Mahal, RSUD Moewardi Inisiatif Produksi 'Baju Astronot' Sendiri
"Karena kampus juga sudah ditutup, kami berusaha untuk bisa berkarya dan membuat sebuah alat yang bermanfaat untuk orang banyak," katanya.
Bilik setinggi 2,5 meter dengan lebar 1,5 meter tersebut berbentuk kotak memanjang ke atas. Mardhani membeberkan, pihaknya menggunakan bahan stainless steel untuk rangkanya dan menutup dengan palstik tebal.
Di dalamnya terdapat 14 nozzle atau penyemprot cairan disinfektan ketika pengunjung memasuki kawasan kantor pelayanan BPBK Ditlantas Polda DIY.
"Durasi penyemprotan sendiri sekitar tiga-empat detik. Ketika pengunjung masuk, kami arahkan untuk berputar 360 derajat serta mengangkat tangan dan kaki agar bakteri yang menempel bisa mati," kata dia.
Kendati demikian, Mardhani tak menampik bahwa alat tersebut hanya bisa membunuh kuman dan bakteri, sedangkan virus yang terpapar belum dipastikan bisa mati dengan alat itu. Namun upaya ini, kata dia, diharapkan dapat mengurangi penyebaran virus corona, yang diketahui hidup menempel pada tubuh hingga pakaian manusia.
Baca Juga:Wabah Corona di Indonesia, KONI Pusat Minta Pengprov Pantau Kondisi Atlet
"Ini salah satu upaya kami membuat bilik antiseptik. Melihat kantor Samsat yang cukup ramai dikunjungi masyarakat, kami rasa alat semacam ini perlu," terang dia.
Untuk sementara, bilik antiseptik masih menggunakan satu buah galon untuk menyimpan air. Dikatakan Mardhani, satu galon air bisa menyemprot 20-30 pengunjung yang datang ke kantor Ditlantas.
"Kami membuat cairan sendiri sesuai arahan dokter. Jadi beberapa air kami campurkan dengan bahan sanitizer dan ditambah pewangi. Artinya, bahan tersebut tidak merusak kulit," terang dia.
Dirlantas Polda DIY Kombes Pol I Made Agus Prasetya menuturkan, dalam sehari pengunjung yang datang untuk mengurus surat-surat mencapai 100-150 orang.
"Itu sudah termasuk petugas kepolisian. Jadi bilik disinfektan ini di pasang di beberapa titik, nantinya pengecekan suhu pengunjung juga akan kami lakukan ketika masuk ke ruangan," kata dia.
Agus mengaku, tak hanya Ditlantas Polda DIY saja yang akan dipasangi bilik antiseptik tersebut. Rencananya di beberapa layanan publik, yakni satlantas wilayah lain, juga akan disiapkan.
"Untuk saat ini kami pasang di [kantor] Ditlantas dahulu. Ke depan dari tim [pembuat] akan menyiapkan bilik untuk di satlantas jajaran," ungkapnya.