Selain COVID-19, Penyakit yang Disebabkan Virus Ini Juga Perlu Diwaspadai

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah kasus DBD di Bantul mengalami peningkatan.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 31 Maret 2020 | 16:19 WIB
Selain COVID-19, Penyakit yang Disebabkan Virus Ini Juga Perlu Diwaspadai
[Ilustrasi] Perawat memeriksa kondisi pasien DBD di RSUD Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (3/2). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

SuaraJogja.id - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, di tengah penangananan COVID-19, yang kini menjadi pandemi, masih ada penyakit virus tahunan yang kerap melanda DIY, khususnya Bantul, yakni penyakit Dengue Haemoraghic Fever, atau yang lebih dikenal dengan istilah Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Penyakit ini setiap tahun selalu menghantui wilayah DIY, termasuk Bantul," kata Joko, Selasa (31/3/2020).

Penyakit yang disebabkan virus dengue yang dibawa nyamuk ini memiliki angka kasus yang cukup tinggi. Joko menjelaskan, tingginya kasus DBD disebabkan oleh cuaca dan kondisi kebersihan lingkungan. Masih banyak tempat-tempat yang menjadi lokasi perindukan nyamuk.

Pada 2019, kasus DBD di Kabupaten Bantul mencapai angka 1.424 kasus. Sementara tahun ini, hingga bulan Maret sudah ada 416 kasus yang dilaporkan. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah kasus DBD di Bantul mengalami peningkatan. Dalam periode yang sama tahun lalu, tercatat ada 353 kasus.

Baca Juga:558 Kasus DBD di Gunungkidul hingga Maret 2020, Pasien Meninggal Meningkat

"Pada tahun ini prediksinya adalah siklus lima tahunan dari DBD," kata Joko.

Ia menjelaskan, himpunan perhitungan data endemi dilakukan setiap lima tahun sekali, termasuk untuk mendata jumlah kasus yang terjadi. Urutan lima kecamatan endemi di Bantul, menurut data hingga bulan Maret ini adalah, di Bantul 50 kasus, Sewon 49 kasus, Pandak 39 kasus, dan Imogiri 35 kasus. Sementara, dua kecamatan yang biasanya memiliki endemi tinggi, yakni Kasihan, ada 20 kasus, dan Banguntapan 16 kasus.

Joko berharap, dengan merebaknya wabah corona dan tingginya keresahan masyarakat, gerakan pemberantasan sarang nyamuk di kediaman masing-masing tetap berjalan. Ia menyebutkan, mengubur, menguras, dan menutup tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk adalah langkah terbaik untuk memberantas DBD.

"Saya juga berharap, meskipun ada anjuran tinggal di rumah dan tetap menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, tidak menghambat dilakukannya pemberantasan jentik nyamuk," kata Joko.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak terlena dengan kepanikan COVID-19 serta tetap menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga:Penanganan Corona Diserahkan ke Daerah, Jansen: Tangani DBD Saja Tak Mampu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak