Bertaruh Nyawa Tangani Pasien Corona, Perawat RSUD Wates Ini Sempat Ragu

Cahyo dan Fajar mengaku menyimpan rasa takut ketika berhadapan langsung dengan para pasien itu pada awalnya.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 08 April 2020 | 20:45 WIB
Bertaruh Nyawa Tangani Pasien Corona, Perawat RSUD Wates Ini Sempat Ragu
(rsud.kulonprogokab.go.id)

Tenaga medis lainnya di bangsal isolasi COVID-19, Fajar Bayu Aji, mengaku merasakan hal serupa saat kali pertama berhadapan langsung dengan pasien. Ia mengatakan bahwa mentalnya sebagai tenaga medis rumah sakit benar-benar teruji berkat hal tersebut.

"Deg-degan banget kalau ketemu pasien dulu, soalnya dulu itu bangunan baru, jadi terus langsung terisi pasien diduga COVID-19. Kita lembur sampai malam, terus paginya langsung diisi pasien," ungkapnya.

Meski harus menjalani tantangan dengan mengenakan APD selama bertugas, Bayu mengaku bangga karena bisa turut memberikan sumbangsih bagi masyarakat yang saat ini sedang berjuang melawan COVID-19. Dia berharap, masyarakat bisa melindungi diri agar terhindar dari penyebaran virus ini.

Pihaknya mengatakan sangat didukung oleh RSUD Wates. Tidak hanya diberi fasilitas asupan suplemen dan makanan sebagai nutrisi bagi daya tahan tubuh, asrama tempat istirahat sementara tenaga medis pun, kata dia, juga disiapkan pihak rumah sakit.

Baca Juga:Penyanyi Glenn Fredly Dikabarkan Meninggal Dunia

Wadir Pelayanan RSUD Wates Agung Sugianto menuturkan bahwa pada momen pertama berhadapan dengan pasien COVID-19 kebetulan bertepatan dengan perpindahan atau masa transisi RSUD Wates dari gedung lama menuju ke gedung baru.

"Awal-awal itu kita masih pindahan, baru boyongan, terus ada corona masuk, ya stres di awalnya, tapi untung baik dalam pengerjaannya, jadi semua bisa berjalan dengan lancar," ucap Agung.

Ia mengaku, pada awalnya pihak rumah sakit kekurangan banyak sekali APD, bahkan hampir tidak ada. Namun ,sedikit demi sedikit sarana tertata. Seiring berjalannya waktu, rumah sakit mulai siap menerima pasien yang berdatangan.

Pihaknya juga mengaku sempat membuka rekrutmen tanpa tes untuk perawat. Namun, virus corona nyatanya membuat beberapa kandidiat yang dipanggil tidak datang.

"Ada 19 orang kita panggil, yang datang hanya 5 orang. Bahkan yang sudah diterima pun mengundurkan diri 2. Itu artinya rumah sakit sudah dianggap menjadi tempat menakutkan. Biasanya penuh dan banyak yang minat, berarti kan mentalitasnya tidak teruji," tuturnya.

Baca Juga:PSBB di Jakarta Berlaku Mulai Jumat, Anies: Akan Banyak Patroli

Direktur RSUD Wates Lies Indriyati menambahkan bahwa pihaknya sangat bersyukur dan berterima kasih atas segala apresiasi dari semua pihak. Makanan yang tidak ada hentinya terus diterima pihak RSUD Wates.

REKOMENDASI

News

Terkini